RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Komisi Film Riau (KFR) berkongsi dengan Dewan Kesenian Riau (DKR) menaja Nonton Ramai, Berbagi Film. Helat yang merupakan kegiatan perdana dan ini akan menjadi agenda rutin Komisi Film Riau dalam sebulan dua kali.
Pada kegiatan nonton film ramai, Rabu malam (19/8/2020) di gedung DKR, Bandar Serai (Purna MTQ), mengangkat tema "Mari Bangkit, Riau Berkarya," dan terlihat puluhan anak milinial tak mau ketinggalan kesempatan.
Sebelum menayangkan dua film pendek berjudul "Happy Siti" karya Fadhillah Khairani, dan "Di Balik Kilang" karya Gery Arsuma, dalam kata elu-eluannya Ketua Umum DKR Taufik Hidayat alias Atan Lasak mengatakan, helat ini diharapkan menjadi spirit baru bagi insan perfilman di Provinsi Riau.
Dalam pengamatan Taufik, sejauh ini prestasi dunia film di Riau di kencah nasional memang belum begitu mengembirakan namun demikian bukannya hal ini tidak diperhitungkan.
"Sebenarnya anak Riau mampu berprestasi dalam dunia film, buktinya dalam lomba film pendek nasional yang ditaja tv digital VIU, anak Riau, Siak, berhasil juara 1 dengan judul film Kue Qasidah. Sekarang, dengan adanya Komisi Film Riau dengan latar belakang keilmuannya, dan pengurusnya anak muda semua, ada harapan untuk mengangkat karya anak Riau lebih diperhitungkan di kencah nasional dan internasional," harap Taufik yang juga dikenal sebagai seniman musisi Riau itu.
Ke depan, sambung Taufik, ada asanya terhadap KFR, tidak hanya sebagai wadah insan perfilman Riau tapi juga menjadi motor bagi insan perfilm dalam melahirkan karya terbaiknya.
Diingatkan, sebagai sebuah media bahwa film sebagai alat berkspresi, edukasi, dokumentasi, informasi, dan promosi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekraf Provinsi Riau, Roni Rahmat, dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Harapannya, dengan perhelatan ini arah perfilman di Riau semakin jelas.
"Kreatifitas film adalah media paling efektif dalam mempromosi potensi daerah, saya berharap dan mendukung adik-adik dalam kreatifitas ini sehingga nantinya menjadi ladang perekonomian baru bagi masyarakat, terutama insan perfilman di Riau," ungkap Roni.
Roni yakin anak-anak Riau mampu dan punya potensi besar mengangkat dunia perfilman di Riau, tinggal bagaimana cara menggarap dan mengemasnya saja lagi. Keyakinan Roni ini dilandasi begitu banyaknya potensi Riau, baik itu di bidang budaya, sastra, alamnya, yang belum digarap semaksimal mungkin pada lensa media film.
Usai menonton ramai dua film pendek, dalam pencerahannya Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Lancang Kuning (Unilak), Hang Kafrawi mengatakan, ada beberapa hal yang dapat ditangkap dalam kontek Riau pada saat ini.
"Dua film pendek yang kita tonton ini, lokasinya di Jawa dan Jakarta. Maknanya, ada kearifan lokal yang seharusnya menjadi perhatian besar bagi kita untuk mengangkatnya. Riau punya potensi kearifan lokal yang amat dasyat jika diangkat dalam film. Persoalan yang kita hadapi pada saat ini, ketika adik-adik kita selesai kuliah, mereka sangat sedikit menjadikan kearifan lokal dalam karyanya. Mulai sekarang, mari kita bersama-sama berkreatifitas dengan mengangkat kearifan lokal yang menjadi indentitas diri kita sebagai orang Riau," ungkap Hang Kafrawi.
Dalam bentang dialog dengan pengkarya, Fadhillah Khairani yang memproduksi film "Happy Siti" mengatakan, bahwa film Happy Siti pernah ikut Festival Documantary Japan, dan film ini mendapat apresiasi dari Japan Foundation.
"Film Happy Siti ini kolaborasi dengan teman-teman film maker se Asia saat diadakan exhange program study Asia," kata Fadila yang saat ini masih menuntut ilmu di IKJ.
Film ini, sambung wanita kelahiran Kabupaten Kampar itu, melibatkan teman mahasiswa dari Jepang, Filipina, Myanmar, dan Vietnam.
"Teman-teman dari berbagai negara itu sebenarnya tertarik dengan Indonesia, mulai dari keindahan alam, pariwisata dll. Cuma mereka kasihan saja, belum ada tempat khusus bagi para pemulung di antara keindahan ibukota,'' ucap Fadila.
Film pendek Di Balik Kilang, sambung Fadila, juga ada campur tangan anak Riau, dan film pendek ini juara 1 ketika ikut lomba film yang digelar KPK pada tahun 2015.