PANGKALAN KERINCI (HR)-Aktivitas di Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Setdakab Pelalawan di kawasan Bhakti Praja, sempat lumpuh pada Rabu (8/4) kemarin. Hal itu setelah para pegawai dan honorer di dinas itu secara kompak menyegel kantor mereka sendiri.
Mereka mengaku, aksi itu sebagai bentuk pelampiasan rasa kesal mereka terhadap Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Pelalawan, Yumardi, yang dinilai arogan. Selain itu, para karyawan juga menyesalkan sikap Yumardi yang dinilai suka memotong tunjangan pegawai dan memecat pegawai honorer.
Dari pantauan lapangan, seluruh pintu ruangan kantor, baik di lantai I dan II, tampak dikunci sekelompok pegawai dengan menggunakan gembok. Selanjutnya kunci gembok diamankan. Tidak satu pun pegawai yang dibenarkan untuk bekerja. Akibatnya, aktivitas di dinas itu juga lumpuh.
"Kami tidak terima dengan pelakukan Pak Kadis. Tidak ada komunikasi dan kekompakan di kantor ini lagi," ujar seorang pegawai usai menggembok salah satu ruangan.
Para pegawai menilai, Kadistamben Pelalawan Yumardi, tidak cocok sebagai pemimpin karena tak bisa mengayomi anak buah. Persoalan ini sebenarnya sudah berlangsung lama, tetapi baru kemarin menjadi puncaknya. Para pegawai mengaku, selama ini mereka tidak bersuara karena takut tunjangan pegawai bakal dipotong yang bersangkutan. Sedangkan pegawai honorer takut mereka bakal dipecat.
"Kami tidak terima dengan arogansi kepala dinas. Kami ini bekerja dan digaji oleh Pemda. Bukan Pak Yumardi," ungkap seorang pegawai dengan nada tinggi.
Ditambahkan pegawai lainnya, selain tak bisa mengayomi anak buah, Yumardi juga sering memotong tunjangan dan gaji pegawai honorer, baik yang izin maupun sakit.
"Permintaan kami, tolong Pak Bupati mengganti Kadistamben. Kami tak mau dipimpin Pak Yumardi lagi. Dipindahkan saja entah ke mana," ujar seorang pegawai yang menjadi juru bicara.
Menurut mereka, aksi penyegelan akan berlangsung sampai waktu yang tidak ditentukan. Mereka menginginkan Bupati Pelalawan, HM Harris, atau Sekretaris Daerah (Sekda) Tengku Mukhlis datang ke kantor. Bila ketua pucuk pimpinan itu datang, barulah mereka bersedia membuka segel pintu.
Dari pantauan lapangan, tak beberapa lama setelah aksi itu, Kantor Distamben Pelalawan langsung dijaga puluhan anggota Satpol PP Pemkab Pelalawan. Penjagaan ini mulai dari luar kantor hingga ke dalam ruangan.
Berselang beberapa jam kemudian, Sekkab Pelalawan Tengku Mukhlis tampak mendatangi lokasi. Ia meminta pegawai Distamben untuk membuka pintu kantor beserta ruangan yang di kunci untuk dibuka kembali.
"Tadi saya sudah turun langsung ke kantor Distamben. Aktivitas kantor sudah berjalan normal. Pelayanan kepada masyarakat sudah berjalan," sebut Tengku Muklis.
Muklis juga berjanji bakal memanggil Kadistamben Pelalawan untuk menanyakan seputar permasalahan di dinas itu. "Nanti kita panggil Kadistamben," tandasnya.
Disayangkan
Aksi para pegawai Distamben Pelalawan itu, sontak menjadi sorotan banyak pihak, termasuk DPRD Pelalawan.
Seperti dituturkan Ketua DPRD Pelalawan, Nasaruddin, seharusnya kepala dinas bersangkutan bisa meredam konflik di internal dinas tersebut. Aksi dari para pegawai, seharusnya bisa diantisipasi, jika komunikasi antara anak buah dengan pimpinan berjalan baik.
"Kita menyayangkan hal ini terjadi. Tapi lebih disayangkan lagi, kemampuan menajerial Pak Yumardi sebagai Kepala Distamben sangat lemah. Makanya terjadi hal demikian," kata Nasaruddin.
Politisi Golkar ini memerintahkan Komisi I DPRD untuk segera turun ke kantor Distamben, menelisik persoalan yang terjadi. Jika memang benar Kepala Distamben Yumardi tidak diterima lagi oleh pegawai, maka akan diusulkan kepada bupati untuk segera digantikan. (pen)