RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menjelaskan alasannya menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam proyek Food Estate di Kalimantan Tengah. Salah satu alasan proyek tersebut adalah peringatan Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang memprediksi bakal ada krisis pangan dunia.
"Sudah disampaikan Food Estate itu berangkat dari peringatan FAO akan ada krisis pangan dunia sehingga perlu antisipasi cepat dengan membuat cadangan pangan strategis," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan media, Senin (13/7/2020).
Jokowi menegaskan bahwa bidang pertahanan tak hanya mengurusi alutsista melainkan juga ketahanan di bidang pangan. Hal itu juga telah disampaikan oleh Prabowo lengkap dengan besaran anggaran untuk membangun Food Estate di Kapuas dan Pulang Pisau, Kalteng.
"Dan yang namanya pertahanan itu bukan hanya alutsista tapi juga ketahanan di bidang pangan," katanya.
Dengan keterlibatan Prabowo, Jokowi meyakini persoalan pangan di Indonesia akan lebih mudah diatasi. "Jadi Pak Menhan menjadi leading sector karena memang kita ingin membangun cadangan strategis pangan, sehingga kalau nanti kekurangan beras ya tanam padi. Kurang jagung ya tanam jagung, bisa di situ," jelasnya.
Meski dikelola Kemenhan, Jokowi menuturkan menteri pertanian tetap akan ikut membantu. "Tetap mentan kan juga back di situ. Nanti urusan pertanian yang lain (misalnya) pangan ya tetap mentan," imbuhnya.
Di sisi lain, Jokowi juga menekankan bahwa lahan yang digunakan untuk pembangunan Food Estate bukan lahan gambut melainkan jenis tanah aluvial yang berasal dari endapan lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi.
"Itu bukan gambut lho ya. Kemarin kan agak ramai masalah itu. Nggak, itu semua sudah kita cek, aluvial semua. Itu di luar gambut dan saya kira nggak akan mengganggu lingkungan yang ada," ucap Jokowi.