RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Pihak kepolisian menyebut hingga kini belum ada tambahan korban lagi dalam penyidikan kasus pencabulan penjaga makam, Ismawan (56) di Surabaya. Padahal dalam pengakuan tersangka, selain 4 anak, masih ada sekitar 6 anak lagi yang turut menjadi korban.
"Sementara belum ada perkembangan. Karena kami masih proses pendalaman terkait dengan korban-korban lainnya," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum kepada wartawan, Sabtu (11/7/2020).
"Padahal tersangka ini kan tidak hanya melakukan kegiatannya ini (pencabulan) di tahun 2020 saja. Tetapi di tahun 2019 juga melakukan," lanjut Ganis.
Ganis menduga, keluarga korban tidak berani ke polisi melaporkan karena sebelumnya ada ancaman dari tersangka. Hal itu terungkap selama pemeriksaan para korban dan pelaku.
"Kami juga tadi dapat informasi salah satu korban juga sempat mendapat ancaman dari pelaku," terang Ganis.
"Ancaman bukan hanya terhadap anak tapi keluarga korban jika berani menceritakan," lanjutnya.
Saat ditanya ancamannya seperti apa, Ganis enggan menyebutkan. Namun ia berharap anak dan keluarga korban punya keberanian untuk melaporkan jika memang benar telah menjadi korban pencabulan Ismawan.
"Kita harapkan ini butuh kekuatan psikologis dari keluarga korban untuk mau menyampaikan kepada kita terutama anak untuk menceritakan kepada orang tuanya korban-korban yang belum mau melaporkan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang predator seks anak di Surabaya bernama Ismawan diamankan. Pria 56 tahun itu ditangkap usai dilaporkan telah melakukan pencabulan kepada 4 anak.
Tersangka merupakan tukang parkir dan tukang jaga serta bersih-bersih makam di Krembangan.
Perbuatan itu dilakukan di gubuknya yang ada di sekitar makam. Sebelum mencabuli, tersangka mengajak anak-anak menonton TikTok dan memberinya jajanan.