RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Menteri Erick Thohir buka suara mengenai maraknya korupsi di BUMN. Menurut Erick, hal itu karena BUMN menjalankan peran ganda antara ekonomi dan pelayanan publik, tapi tanpa pembatas yang jelas.
"Inilah transformasi yang kita coba push yang dulunya, kembali tidak ada maksud mendiskreditkan menteri sebelumnya. Bahwa BUMN dulunya peran ganda untuk memenuhi nilai ekonomi dan pelayanan publik tapi problemnya karena garis merahnya tidak jelas," kata Erick dalam webinar Kingdom Business Community, Kamis (2/7/2020).
Lanjut Erick, hal itu kemudian membuat para direksi mencampuradukkan peran penugasan dan juga bisnis. Akhirnya, korupsi pun merebak.
"Akhirnya para direksi sendiri mencampuradukan penugasan dan juga bisnis yang benar karena itu banyak sekali kasus-kasus korupsi, beberapa tahun ini saja sudah 53 kasus korupsi di BUMN," ujarnya.
Maka itu, Erick pun memetakan BUMN. Ia memetakan BUMN yang murni bergerak di bisnis, pelayanan publik dan ada juga yang mix atau campuran.
Ia mencontohkan, seperti halnya Telkom dan Bank Mandiri yang benar-benar di bisnis. Tapi, ada juga yang fokus pelayanan publik seperti Pupuk Indonesia.
"Ini kita mapping supaya para direksi KPI (key performance indicator) jelas dan tidak ada iri-irian satu sama lainnya," ujarnya.