RIAUMANDIRI.ID, Pangkalan Kerinci - Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang terkena penggusuran oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) beberapa hari yang lalu, masih menunggu kepastian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan, terkait boleh tidaknya mereka kembali berjualan.
Puluhan pedagang yang berusaha di Ruang Publik Kreatif (RPK) Pangkalan Kerinci ini, terkena penertiban karena tidak memiliki izin untuk usaha, merusak aset pemerintah berupa matinya rumput dan rusaknya paving blok serta tidak mengindahkan keindahan dengan meninggalkan alat-alat berjualan berserakan di lokasi. Satu hal lagi, para pelaku usaha kecil ini ditenggarai tidak melaksanakan protokol kesehatan seperti yang diimbau oleh pemerintah.
"Mereka tidak memiliki ijin untuk usaha di sana, juga mengabaikan protokol kesehatan. Kita tidak ingin RPK tidak terjaga keindahannya dan dapat menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 nantinya. Makanya kita lakukan penertiban," ungkap Kepala Satpol PP Kabupaten Pelalawan, Abu Bakar melalui sambungan seluler, Senin (22/6/2020).
Menanggapi ini, Ketua Paguyuban Pedagang Kompak Jaya (PPKJ) Ruang Publik Kreatif, Pangkalan Kerinci, Daud, menyampaikan mereka siap melaksanakan seluruh komitmen yang diminta pemerintah.
"Kita sudah ajukan 6 butir kesepakatan kepada Pemkab Pelalawan. Tolonglah kami untuk diberikan kesempatan memperbaiki yang kurang pas," ujarnya di Pangkalan Kerinci, Senin (22/6).
Harapan Ia lagi, agar pemerintah memperhatikan kesulitan mereka disaat pendemi Covid-19 yang melanda dunia belakangan ini.
"Bantulah kami. Ini untuk menyambung kehidupan. Banyak orang yang menggantungkan harapannya di usaha ini. Tolonglah pak bupati perhatikan nasib kami," ucapnya dengan lirih.
Tidak ingin usahanya ditutup puluhan pedagang tersebut menemui Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pelalawan Adi Sukemi.
Kedatangan mereka di rumah dinas DPRD langsung disambut ramah oleh Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan Adi Sukemi.
"Besok beliau akan membicarakan hal ini dengan pak bupati. Semoga hasilnya seperti yang kami harapkan," tutup Daud.
Reporter: Anton