RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri menganggap pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong banyak alasan dan tidak percaya diri bisa memenuhi target bersama skuad Garuda.
Kisruh terjadi antara PSSI dengan Shin Tae Yong. PSSI melalui Satgas Timnas Indonesia mengancam memecat pelatih asal Korea Selatan karena tidak kunjung tiba di Indonesia. Selain itu kedua pihak tidak sepakat mengenai lokasi pemusatan latihan.
Indra mengklaim sejak awal PSSI tidak setuju Shin Tae Yong melatih tiga level Timnas Indonesia (senior, U-23, dan U-20). Indra mengaku Shin memaksakan hal tersebut hingga PSSI menyetujui.
Dikutip dari situs resmi PSSI, Indra mengatakan tindakan Shin yang berbicara mengkritik PSSI lewat media Korsel adalah bentuk ketidakpercayaan mantan pelatih timnas Korsel di Piala Dunia 2018 tersebut, termasuk menjamin Indonesia juara Piala AFF 2020.
"Sementara kandidat lain, Luis Milla, tidak bisa menjamin hal itu. Pembohong namanya kalau ada seorang pelatih bisa menjamin juara dalam sepakbola," ujar Indra.
"Dia (Shin) ini sebenarnya banyak alasan saja, karena tak yakin bisa memenuhi target berat yang dibebankan federasi kita. PSSI ingin timnas senior Juara Piala AFF 2020, memperbaiki peringkat FIFA, serta Timnas U-19 berprestasi di Piala Dunia U-20 2021," ucap Indra.
Indra kemudian menganggap Shin Tae Yong tidak profesional dan tidak etis. Anggapan itu muncul setelah PSSI melakukan rapat virtual dengan pelatih juara Liga Champions Asia 2010 tersebut.
"Kita ini tadinya menghormati Shin, tapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri. Dalam rapat yang dibuka oleh Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan), Shin tampak seenaknya rapat sembari mengemudikan mobil, menggunakan ponsel kencil. Sementara para pengurus PSSI mengikuti rapat dengan serius di tempat duduk masing-masing," kata Indra.
"Alasannya dia ada janji melihat resort. Ini menunjukkan ketidakprofesionalan dia. Apalagi dia tetap kita gaji sangat besar, meski selama masa Covid-19 dipotong 50 persen. Ini kok diajak rapat susah sekali," ucap Indra.