RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Shin Tae Yong, Manajer Pelatih Timnas Indonesia, tak ingin melanjutkan polemik dengan PSSI dan bertekad membantu skuad Garuda berjaya di Piala Dunia U-20 2021 yang akan berlangsung di Indonesia.
Tae Yong menjelaskan keinginan membawa Timnas Indonesia berlatih di Korea Selatan tak lepas dari keinginannya meningkatkan kualitas.
"Jika Anda hanya mengatakan, 'Saya akan menjadi pemenang,' maka tidak akan semudah itu. Tetapi saya tidak ingin mengecewakan masyarakat Indonesia di Piala Dunia U-20. Kita bisa membuat momen yang menyenangkan bersama-sama," ucap Tae Yong.
Mengenai lokasi latihan, Tae Yong menegaskan bukan sebuah paksaan. Pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu memastikan kesediaan membesut Timnas Indonesia di mana saja.
"Ini bukan mengenai perseteruan dengan PSSI, tetapi berlatih bisa di mana saja. Media lokal melaporkan saya memiliki konflik dengan PSSI. Itu tidak penting, tetapi yang diinginkan masyarakat Indonesia adalah meningkatkan kemampuan timnya demi meraih hasil," kata Tae Yong dalam wawancara dengan Yonhap.
"Saya berencana membawa Timnas Indonesia U-19 ke Gyeongju Korea dan berlatih di sana, tetapi saya ingin melatih di mana pun," imbuhnya seperti dikutip dari KBS.
Tae Yong menilai membawa tim Merah Putih ke Korsel bisa meningkatkan taraf kemampuan bermain seperti yang dilakukan timnas Korsel meraih hasil bagus di Piala Dunia 2002.
"Saya tahu bagaimana saya dapat meraih nilai. Saya menyiapkan roadmap latihan pada Mei 2021. Sepanjang saya melatih, saya akan meningkatkan kekuatan tim."
"Timnas Korea mencapai hasil yang luar biasa pada Piala Dunia 2002. Itu adalah hasil dari pelatihan berkelanjutan meski kalah 0-5 di luar negeri setelah diambil alih (Guus) Hiddink," paparnya.
Selain itu, keinginan Tae Yong membawa Timnas Indonesia ke Korsel juga tak lepas dari situasi pandemi covid-19. Mantan pemain timnas Korsel itu menganggap negara asalnya lebih aman ketimbang di Indonesia.
Dalam beberapa hari belakangan, hubungan Tae Yong dan PSSI memanas menyusul pemberitaan dari media Korsel yang menyebut mantan pemain timnas Korsel itu mengeluarkan komentar yang menyudutkan organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia.