RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Presiden Joko Widodo diminta segera membentuk gerakan masif untuk menyelamatkan Palestina dari pencaplokan Israel. Hal ini disampaikan oleh Ketua Delegasi Parlemen Indonesia Untuk Palestina, Syahrul Aidi Maazat menyikapi aneksasi sebagian wilayah Palestina oleh Israel.
"Aneksasi Israel terhadap wilayah Tepi Barat yang dipenuhi warga Israel di masa Covid-19 adalah kejahatan super mengerikan dan tidak tertandingi di bumi ini semenjak perang dunia pertama. Penderitaan warga Palestina sangat memilukan dan bertubi-tubi yaitu pandemi dan aneksasi," ungkapnya kepada Riaumandiri.id, Kamis (11/6/2020) malam.
Aidi berpendapat, sikap Israel akan sangat berbahaya bagi Israel sendiri. Aidi juga menuding otak dari semua kekacauan ini adalah Benyamin Netanyahu.
"Apabila Israel masih gentol melanjutkan aneksasi yang telah diberi ruang sejak 2017 ini, maka akan sangat berbahaya bagi keamanan negaranya. Walaupun Mahkamah Agung sudah menyatakan putusan itu tidak sah, namun otak dari semua ini adalah kelicikan bangsa Yahudi lewat Benyamin Netanyahu. Ia tersandung kasus korupsi tapi masih sempat mengeluarkan kebijakan kontroversial yang didukung pendanaan AS," ujar Syahrul Aidi, yang juga merupakan anggota DPR RI Komisi V Fraksi PKS.
"Aneksasi ini akan memecah kebuntuan berpikir terkait upaya-upaya perdamaian lanjutan. Keinginan perdamaian di Timur Tengah hanya fatamorgana karena apabila terjadi perang hebat Israel-Palestina, maka yang terkena dampak wilayah Timur Tengah secara keseluruhan. Bahkan juga memicu perang dunia ketiga yang akan mengindahkan seluruh resolusi dewan kemanan PBB dan Perjanjian Oslo," tambahnya.
Atas dasar itulah, Aidi meminta Presiden Joko Widodo lebih tegas bersikap. Tidak hanya mengirimkan surat-surat formalitas, melainkan harus dibarengi tindakan nyata.
"Kami dari Delegasi Parlemen Untuk palestina mengecam keras tindakan sepihak Israel untuk menganeksasi Palestina. Kami meminta Presiden Indonesia harus lebih tegas bersikap dan tidak hanya mengirimkan surat-surat formalitas yang sudah dilakukan sebelumnya, melainka harus dibarengi tindakan nyata dan membuat gerakan besar dengan men-drive OKI agar lebih berperan secara keorganisasian," jelas Aidi.
Selain itu, Aidi juga mengungkit utang masa lalu Indonesia terhadap Palestina, yaitu pengakuan kedaulatan ketika merdeka.
"Indonesia punya utang masa lalu kepada Palestina sebagai negara yang mengakui kedaulatan RI. Sudah seharusnya kita membalas lebih daripada itu. Menjadi negara mayoritas muslim terbanyak di dunia, Indonesia punya seruan strategis untuk mengupayakan perdamaian Israel Dan Palestina serta melawan segala hal yang merusak perdamaian tersebut," ungkap Aidi.
"Inilah momen penting bagi Presiden Jokowi untuk membuktikan dirinya lebih nyata berbuat bukan sekedar gimmick ke dunia internasional sesuai amanat pembukaan UUD 1945 untuk membantu perdamaian dunia dan melawan segala bentuk penjajahan," tutupnya.
Reporter: M Ihsan Yurin