RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) langsung turun ke lokasi ledakan tungku pelebur besi baja di areal perusahaan PT Riau Perkasa Steel (RPS) Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Selasa (9/6/2020). Rombongan Disnakertrans datang untuk malakukan investigasi terkait kejadian yang menyebabkan empat orang karyawan mengalami luka berat dan ringan.
"Tadi kami turun full ke PT RPS setelah mendapat laporan ada kejadian ledakan di perusahaaan RPS. Alhamdulillah setelah kami lihat peristiwa itu tidak ada korban jiwa, hanya ada 4 karyawan yang luka-luka ringan," ujar Kadinaskertrans Riau, Jonli, didampingi Kabid Pengawasan Tenaga Kerja Imron R, dan Pengawas K3 Rival.
Dijelaskan Jonli, saat kejadian tersebut empat karyawan yang luka dilarikan ke Rumah Sakit Mesra, dan dari empat karyawan perusahaan yang menjadi korban, dua di antaranya sudah pulang dari rumah sakit. Sedangkaj dua orang karyawannya lagi masih dirawat di rumah sakit.
"Jadi setelah kita minta keterangannya, dari segi perlindungan pekerja, perusahaan sudah proaktif. Bahkan perusahaan sudah ada kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga, karyawan yang menjadi korban langsung dilarikan ke rumah sakit, dan diobati, dua orang sudah diperbolehkan pulang,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakan Jonli, pihaknya langsung turun ke lokasi perusahan tersebut, agar tidak terjadi salah sangka terhadap masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Menurutnya tungku peleburan besi perusahaan meledak, tentu masyarakat sekitar perusahaan terkejut. Dan kasus ini sudah ditangani oleh pihak Kepolisian, baik dari Polres Kampar dan Inavis Polda Riau.
"Artinya, kita berbagi tugas dengan pihak Kepolisian. Tugas kami dari segi pengawasan ketenagakerjaan dan keselamatan tenaga kerja. Setelah kami cek perusahaan sudah menerapakan unsur-unsur keselamatan tenaga kerja. Misalnya pekerja di sana telah menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu dan lainnya. Termasuk hak pekerja juga sudah terpenuhi setelah kami tanyakan langsung kepada pekerja," katanya.
Sementara itu, Pengawas K3 Disnakertrans Rau, Rival, menjelaskan investigasinya, ada terjadi kelalaian oleh pihak karyawan yang sedang bekerja. Dimana peralatan yang digunakan tidak betul-betul diteliti oleh karyawan sebelum menggunakannya.
Akibat fatal, terjadi ledakan akibat adanya aliran oli di material yang digunakan.
“Jadi ada material yang dimasukkan itu ada hidrolik masih tersisa oli. Ketika tungku yang sudah ada dan siap peleburan logam dan terjadi ledakan. Ini analisa awal akan dilakukan pengembangan. Analisa awal karena adanya kelalaian pekerja yang tidak mengecek material yang harus masuk standar operasional, tapi tidak dijalankan, dan dialam material di dalam masih dalam berisi oli yang tidak masuk pengecekan dan masuk ke tanur dan terjadi ledakan,” jelasnya.
Untuk selanjutnya Disnakertrans menunggu hasil laporan lengkap dari pihak perusahaan dan aparat kepolisian dalam beberapa hari ini.
Reporter: Nurmadi