RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Pedagang jamu menyebut masyarakat mulai tak peduli dengan virus Corona yang kekinian masih mewabah di Tanah Air. Menurut pedagang, jamu yang laris manis di awal merebaknya COVID-19 kini mulai ditinggalkan.
Jamu memang tidak bisa mengobati virus Corona tapi diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh agar tercegah dari virus tersebut. Kini penjualan jamu kembali menurun setelah sebelumnya ramai karena masyarakat takut dengan virus Corona.
"Sudah biasa saja (penjualan jamu). Masalahnya masyarakat sudah, ya kayak nggak nyata lah virusnya. Jadi masyarakat sudah nggak mikirin," kata Budi, Pedagang jamu di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan saat berbincang, Selasa (2/6/2020) malam.
Di awal merebaknya virus Corona, jamu dagangannya sempat mengalami peningkatan permintaan hingga 20%.
"Kalau di awal-awal Corona memang iya (penjualan meningkat). Itu cuma cari jahe, pokoknya jahe mereka beli semua," sebutnya.
Sementara itu, Satami, pedagang jamu bermodal tenda di Kawasan Dr. Satrio, Jakarta Selatan menilai sepinya pembeli jamu saat ini karena faktor ekonomi yang disebabkan pandemi COVID-19.
Di situasi sulit karena pandemi virus Corona, menurut dia para pelanggan jamu di tempatnya jadi berkurang. Misalnya saja pengemudi ojol pendapatannya berkurang karena tidak boleh mengangkut penumpang, pekerja proyek berhenti bekerja, dan mal tutup sehingga tak ada yang datang membeli jamunya.
"Mereka kan nggak ada pemasukan. Jadi yang diutamakan umpama ada uang juga paling buat makan. Jadi kalau buat minum jamu berkurang lah," tambahnya.