RIAUMANDIRI.ID, PERAWANG - Pasca diberlakukannya PSBB di Kabupaten Siak, menyusul makin mewabahnya pandemi Covid-19, seluruh aktivitas berkerumun diimbau untuk dihindari. Selain itu, dalam arahan Bupati Siak, Alfredri, masyarakat juga diwajibkan menggunakan masker dan menjaga physical disctancing.
"Harapan saya semua orang berkendara memakai masker, kalau tidak memakai masker maka disuruh pulang. Dalam satu kendaraan mobil harus melakukan physical distancing dengan muatan minimal 50 persen, satu sepeda motor hanya boleh berkendara satu orang, kalau 2 orang harus 1 alamat atau satu rumah atau suami istri dan atau antara orang tua dengan anak. Bagi ojek online hanya diperbolehkan untuk mengangkut barang," ungkap Alfedri kepada wartawan, Jumat (15/5/2020) lalu.
Namun kenyataannya, pantauan Riaumandiri.id, di malam takbiran ini masyarakat Kota Perawang, Kecamatan Tualang, Siak tumpah ruah ke jalanan. Meski rata-rata menggunakan masker, tapi aturan physical distancing dan pembatasan muatan kendaraan tidak dilaksanakan.
Pada sekitar pukul 20.30 hingga 21.30, polisi merekayasa Simpang 4 Lampu Merah KPR 1 menjadi hanya dua jalur.
Kanitlantas Polsek Tualang, A Ramadhan ketika diwawancara memastikan tak ada kegiatan takbiran keliling di tengah pandemi.
"Tahu dari mana di Perawang takbiran? Kalau untuk di Perawang tidak ada takbiran. Kalau ramai ini ya wajar karena penduduknya ramai. Memangnya Pekanbaru enggak ramai?" ujarnya kepada Riaumandiri.id, Sabtu (23/5/2020) sore.
"Kalau untuk protokol, itu sudah pasti. Bukan hanya pada malam takbiran saja. Apalagi di tempat-tempat berjualan, itu sudah dilaksanakan jauh-jauh hari sebelumnya pada saat pandemi, seperti physical distancing, masker, segalanyalah," tambahnya.
Hingga berita ini dinaikkan, tidak ada satu pun kendaraan terpantau melakukan kegiatan takbiran (memukul bedug ataupun menghidupkan speaker) seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Hanya gerombolan pemuda menghidupkan kembang api di tengah jalan raya.
Selain jalanan yang sesak oleh masyarakat, kafe-kafe dan toko-toko baju juga terpantau ramai pengunjung. Beberapa di antaranya, Kafe Yara di Jalan Hang Jebat, Kafe Kuppilatte di Jalan Arif Rahman Hakim, Kafe Andreas Gym di Jalan Raya KM 4, toko baju Vaganza, Rumah Makan Sembodo, dan lainnya.
Diketahui, pada 2016-2017, penduduk Kecamatan Tualang berjumlah hampir 130 ribu jiwa. Angka tersebut tertinggi di antara 14 kecamatan lain di Kabupaten Siak.
Darma, salah satu pengunjung kafe mengaku tak takut Covid-19. Menurutnya, takut pada corona adalah tindakan berlebihan.
"Apa itu corona? Lebay kali. Enggak ada itu. Tengok ni ha, ramai. Mana ada harga dirinya corona itu di sini," ujarnya.
Hingga saat ini, positif Covid-19 di Kabupaten Siak tercatat dua orang saja. Sementara PDP sebanyak 56 pasien.
Selain itu, pengunjung kafe lain, Edward mengatakan keluar rumah hanya sebab suntuk. Ia pun mengaku tak terlalu takut corona sebab telah menggunakan masker.
"Enggak ada, suntuk aja di rumah. Takut sih corona, tapi kan kita udah pakai masker," ujarnya.
Reporter: M. Ihsan Yurin