RIAUMANDIRI.ID, Beijing - Otoritas kesehatan Kota Wuhan di China, yang menjadi lokasi awal terdeteksinya virus Corona (COVID-19), disebut menahan informasi detail penting soal awal-awal merebaknya wabah Corona.
Otoritas Wuhan disebut 'tidak suka memberitahu kebenaran' soal wabah yang muncul di wilayahnya.
Seperti dilansir CNN, Senin (18/5/2020), pernyataan itu disampaikan oleh penasihat senior medis untuk pemerintah China, Dr Zhong Nanshan. Di China, Dr Zhong dikenal sebagai 'pahlawan SARS' karena dia berjasa dalam peran melawan pandemi Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) tahun 2003 lalu.
Kali ini, Dr Zhong memimpin perang melawan virus Corona, khususnya pada masa-masa awal yang kritis.
Pada 20 Januari, Dr Zhong mengonfirmasi via televisi nasional China, CCTV, bahwa virus Corona bisa menular antar manusia. Konfirmasi ini disampaikan setelah otoritas kesehatan Wuhan selama berminggu-minggu bersikeras menyatakan tidak ada bukti penularan manusia-ke-manusia dan mengklaim wabah virus Corona 'bisa dicegah dan dikendalikan'.
Memimpin tim pakar kesehatan dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) untuk menyelidiki awal wabah virus Corona, Dr Zhong mengunjungi Wuhan pada 18 Januari. Dia mengatakan bahwa begitu tiba di Wuhan, dirinya menerima banyak telepon dari para dokter dan bekas mahasiswa yang memperingatkan dirinya bahwa situasi di lapangan jauh lebih buruk dari laporan resmi otoritas Wuhan.
"Otoritas lokal, mereka tidak suka memberitahu kebenarannya pada saat itu," ujar Dr Zhong dalam wawancara eksklusif dengan CNN.
"Pada awalnya mereka diam, dan kemudian saya katakan mungkin kita memiliki (lebih) banyak orang yang terinfeksi," imbuhnya.
Dituturkan Dr Zhong bahwa dirinya curiga saat memeriksa jumlah total kasus yang secara resmi dilaporkan di Wuhan, yang tetap berada di angka 41 selama lebih dari 10 hari -- meskipun penularan virus Corona mulai menyebar di luar negeri.
"Saya tidak percaya hasilnya, jadi saya (terus) bertanya dan kemudian, Anda harus memberikan saya angka sebenarnya. Saya rasa mereka enggan menjawab pertanyaan saya," ucapnya.
Di Beijing, dua hari usai kunjungan ke Wuhan atau pada 20 Januari, Dr Zhong diberitahu total kasus Corona di Wuhan telah mencapai 198 kasus, dengan tiga orang meninggal dan 13 pekerja medis terinfeksi.
Dalam rapat dengan jajaran pejabat pusat China, termasuk Perdana Menteri Li Keqiang, Dr Zhong lantas mengusulkan lockdown atau penguncian kota Wuhan untuk mengatasi penyebaran virus Corona. Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini diterapkan di Wuhan sejak 23 Januari, dengan seluruh penerbangan, layanan kereta dan bus dihentikan seluruhnya juga akses jalan tol diblokir. Lockdown di Wuhan dicabut 76 hari kemudian.
Dalam wawancara dengan CCTV pada 27 Januari, Wali Kota Wuhan, Zhou Xiangwang, mengakui bahwa pemerintahannya tidak mengungkapkan informasi soal virus Corona ke publik 'secara tepat waktu', dengan alasan 'sebagai pemerintah lokal, kami hanya bisa mengungkapkan informasi setelah diberi izin'.
Sejauh ini, otoritas China telah melaporkan lebih dari 82 ribu kasus infeksi virus Corona, dengan 4.633 kematian.