JAKARTA (HR)- Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan pembangunan sejuta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut groundbreaking pun telah diancang-ancang dilakukan pada bulan April ini dengan membangun sebanyak 331.693 unit untuk tahap 1.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, menilai jika memang ingin mencapai program 1 juta unit rumah, maka seharusnya dengan pembangunan 400 ribu unit saja sudah cukup.
"Mengapa? Karena kini sudah diterapkan konsep ‘hunian berimbang’ yang diatur dalam perundang-undangan. Konsep ini mengatur ketentuan tentang komposi-si pembangunan rumah mewah, rumah menengah, dan rumah murah dengan rasio 1:2:3," kata dia, Jumat (3/4).
"Jika 400 ribu unit rumah mewah terbangun, lanjutnya, maka otomatis seharusnya juga akan berdiri 1,2 juta unit rumah murah. Melebihi program sejuta rumah bukan," tambahnya.
Selain itu, pembangunan sejuta rumah ini juga dirasakan olehnya akan memberatkan para pengembang properti. Pasalnya, dari sejuta unit rumah, pemerintah hanya membangun 100 ribu unit rumah saja, kemudian sisanya dibangun oleh pengembang properti.
"Sisanya inilah yang cukup memberatkan pihak pengembang properti. Pertama, pembangunan 400 ribu unit rumah mewah, kedua membangun 100 ribu unit rumah susun (rusunami atau rusunawa), dan terakhir 400 ribu unit dibangun untuk rumah tapak subsidi," jelasnya.
"Sementara itu, kemampuan pengembang untuk menyediakan hunian tempat tinggal hanya sebanyak 300-400 ribu unit untuk tahun ini," tutup dia.(okz/ara)