RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan tegas membantah bahwa pihaknya terlibat dalam penyerangan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Maduro jadi target serangan delapan orang tak dikenal, Minggu 3 April 2020 lalu. Yang mengejutkan, dua di antara delapan orang pelaku berpaspor AS. Tak hanya itu, keduanya juga diketahui adalah mantan pasukan elite militer AS.
Pihak berwenang Venezuela mengidentifikasi di antara pelaku penyerangan yang berhasil diamankan adalah dua orang tentara bayaran asal AS. Kedua pelaku itu adalah Luke Denman dan Airan Berry.
Keduanya diketahui mantan tentara pasukan khusus AS yang saat ini bekerja di perusahaan keamanan swasta yang berbasis di Florida, Silvercorp USA.
AS diduga sengaja menyewa tentara bayaran untuk melakukan upaya kudeta di Venezuela. Akan tetapi, Trump menolak mentah tuduhan itu.
Dengan tegas Trump menyatakan, AS sama sekali tidak ada hubungannya dengan serangan yang diarahkan kepada Maduro. Apalagi, sampai menyewa tentara bayaran.
"Apapun itu kami akan beritahu Anda, Tapi itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah kita," kata Trump di Washington DC yang dikutip VIVA Militer dari laman Al-Jazeera, Rabu, 6 Mei 2020.
Pernyataan Trump itu adalah respon atas tudingan yang dilayangkan Maduro sebelumnya. Presiden ke-65 Venezuela itu tanpa ragu menuduh AS sepenuhnya terlibat dalam serangan yang berhasil dipatahkan oleh pasukan militer Venezuela.
"Pasukann Amerika Serikat sepenuhnya dan sepenuhnya terlibat dalam serangan ini," ucap Maduro.