RIAUMANDIRI.ID - The Grand Mosque of Iceland atau Masjid Agung Islandia merupakan satu dari tiga masjid yang ada di Islandia, negara dengan durasi puasa mencapai 22 jam.
Berbeda dengan kebanyakan masjid yang memiliki kubah dan dibalut dengan arsitektur megah, Masjid Agung Islandia yang berada di tengah ibu kota Reykjavik justru terbilang mungil dan sederhana.
Namun, ini merupakan masjid pertama di Islandia yang bangunannya berdiri sendiri, tanpa tercampur fungsi lain.
Hal ini berbeda dengan dua masjid yang lebih dulu berdiri di Islandia, yaitu Masjid An Nur dan masjid yang dikelola oleh Islamic Cultural Center of Iceland.
Semula, bangunan dengan padu padan warna abu-abu dan putih itu merupakan gedung pusat kebudayaan dan seni musik di Islandia.
Tak lama berselang, bangunan yang didirikan sejak 1997 itu sempat beralih fungsi menjadi sebuah restoran. Biasanya, restoran itu ramai ketika ada perayaan festival komunitas lokal.
Sekitar 2011, bangunan itu dibeli oleh komunitas muslim dari yayasan Islamic Foundation of Iceland.
Bangunan beratap kerucut itu kemudian disulap menjadi masjid dan pusat pembelajaran serta kebudayaan Islam setempat.
Dari sisi desain, bangunan ini sejatinya berbanding terbalik dengan Gedung Perlan di seberangnya yang lebih terlihat bagaikan masjid.
Gedung Perlan merupakan pusat informasi pariwisata Islandia sekaligus observatorium.
Kendati begitu, Masjid Agung Islandia yang berbentuk persegi delapan itu tetap menjadi kebanggaan masyarakat muslim di negara Eropa Utara.
Bahkan, masjid itu merupakan bangunan dengan menara pertama bagi ibadah masyarakat muslim setempat.
Tak hanya itu, kunjungan ke Masjid Agung Islandia merupakan salah satu agenda yang tak dilewatkan oleh grup-grup wisatawan mancanegara yang berkunjung ke sana.