RIAUMANDIRI.ID, DELI SERDANG - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Batang Kuis, Iskandar Ansor angkat bicara terkait keributan penutupan kedai tuak yang viral di media sosial.
Menurutnya, pihaknya sudah sejak jauh hari meminta pihak kecamatan ataupun dusun setempat untuk mengingatkan agar kedai tersebut tidak menjual tuak di bulan Ramadhan.
"Jadi akhir bulan 3 (Maret) sebelum Ramadhan saya sudah koordinasi dengan Pak Camat sama kawan-kawan, ada hal yang perlu disampaikan. Tanggapan Pak Camat, akan berkoordinasi dengan Polsek, katanya. Mungkin kebetulan sibuk dengan Covid-19, entah lupa atau apa, saya ingatkan lagi pas sudah dekat Ramadhan, 10 hari sebelum Ramadhan saya ingatkan lagi. 'Pak, warung tuak itu masih buka, Pak Camat', 'Waduh saya kekurangan personel, tolong dibantu ingatkan pak' (kata Camat), Insyaallah saya bantu ingatkan," kata Iskandar seperti dikutip dari Detikcom.
Lanjut Iskandar, dirinya kemudian mengirim surat ke kepala dusun setempat agar mengingatkan kedai tuak itu agar tidak menjual tuak selama Ramadhan.
Menurutnya, perwakilan dari pemilik kedai tuak juga sudah bertemu dengannya dan meminta agar mereka tetap bisa berjualan tuak.
"Saya pakai jalur kepala dusun, sudah masuk Ramadhan mereka masih jualan tuak. Saya surati Kepala Dusun, Ramadhan kedua atau berapa, Kepala Dusun surati warung tuak itu, tebusannya Kepala Desa, Kapolsek, Camat, itu pagi mereka sampaikan tebusannya. Sorenya datang perwakilan dari warung tuak ke rumah saya, minta supaya jangan, tetap buka lah, mana bisa saya bilang," ucapnya.
"Jadi intinya kita nggak melarang kalau jualnya teh manis, kopi," kata Iskandar.
Dia menyebut kedai tuak tersebut tetap berjualan. Beberapa warga kemudian melakukan aksi penutupan paksa yang kemudian berujung ribut dan viral.
"Diminta orang itu tutup hari ini, ya sudah saya bilang, makanya itu terjadi lah keributan," jelasnya.
Iskandar mengatakan dirinya sudah meminta maaf atas keributan yang terjadi. Dia mengatakan permintaan maaf itu sudah disampaikan secara lisan dan tulisan.
"Saya minta maaf, benar, secara lisan dan tulisan saya minta maaf atas keributan itu. Tapi kalau atas penutupan warung tuak itu saya tidak mau. Memang itu harus tutup," ujar Iskandar.
"Saya yang meminta maaf ke penjual tuak, saya yang minta maaf bukan karena menutup, tapi karena perusakan itu," sambungnya.