RIAUMANDIRI.ID, SUMUT - Kapolda Sumatera Utara Irjen Martuani Sormin melakukan pertemuan dengan tokoh agama di daerah itu. Dalam pertemuan tersebut, turut dibahas persoalan keributan di kedai tuak Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
Martuani meminta tokoh agama mempercayakan persoalan kedai tuak itu ke kepolisian. Dia mengatakan, permasalahan ini harus diselesaikan secara kekeluargaan.
"Penyelesaian masalah tersebut harus dilakukan secara kekeluargaan dengan hati yang dingin," ujar Martuani, Jumat (1/5/2020).
Martuani mengatakan peristiwa yang melibatkan Front Pembela Islam (FPI) ini didasari kesalahpahaman. Untuk itu, dia meminta masing-masing pihak untuk melakukan intropeksi diri.
Martuani juga meminta agar para tokoh agama ikut menjaga ketertiban di masyarakat. Sebagai miniatur Indonesia, kata Martuani, masyarakat Sumut jangan sampai terpecah belah.
"Sumut adalah miniatur Indonesia. Oleh karena itu, mari kita jaga keberagaman ini jangan sampai terpecah belah," ujarnya.
Keributan ini berawal dari sekelompok orang dari FPI melakukan penutupan secara paksa kedai tuak dengan alasan memasuki bulan Ramadhan. Pemilik kedai, Lamria Manullang, yang keberatan melaporkan kejadian itu ke polisi.
Situasi saat ini sudah kondusif. Ketua FPI Batang Kuis yang turut serta, telah meminta maaf terkait keributan tersebut.
"Sudah dua kali pertemuan di Polsek Batang Kuis sampai hari ini dan Ketua FPI Batang Kuis juga sudah membuat permohonan maaf secara tertulis dan tidak akan mengulangi perbuatannya," kata Kapolresta Deli Serdang Kombes Yemi Mandagi, Rabu (29/4/2020).