RIAUMANDIRI.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendadak menjadi sorotan dunia setelah menghilang dari hadapan publik karena diberitakan sakit. Buntutnya, sejumlah acara penting pun tiba-tiba dibatalkan.
Sejumlah kabar beredar seputar hilangnya diktator berusia kepala tiga tersebut. Beberapa media asing menyebut Kim Jong Un menderita sakit parah. Kabar ini pertama kali disiarkan CNN.
Kim Jong Un dikabarkan baru saja menjalani operasi jantung, dan kondisinya memburuk. Namun, ada pula spekulasi yang menyebut Kim Jong Un sakit terkena corona alias covid-19.
Melansir Hops.id--jaringan Suara.com--, Jumat (24/4/2020), setidaknya ada lima teori liar yang disampaikan media Asia Times:
1. Teori Bersembunyi
Kim disebut-sebut bisa saja merasa takut dibunuh pada ulang tahun kelahiran kakeknya yang ke 108 oleh Amerika. Ini berkaitan dengan pembunuhan drone oleh Amerika terhadap Jenderal Iran Qassem Soleimani pada 3 Januari lalu.
Kim, bukannya tanpa logika, sebab dia sadar kalau ulang tahun kakeknya bakal mengundang perhatian penuh. Dengan demikian, Kim dianggap mengambil tindakan pencegahan untuk membatalkan acara dan bersembunyi di jaringan terowongannya yang luas. Alasan sakit lah yang kemudian dipilih Kim Jong Un.
2. Teori kudeta.
Walau ini masih jauh dari mungkin, namun tetap saja patut diperhitungkan. Walau Kim Jong Un kuat, teori kudeta seakan mendapat penekanan dari laporan Daily NK, media berbasis di Korea Selatan.
Mereka melaporkan, jika pihak berwenang di Korea Utara memerintahkan pasukannya untuk melindungi patung-patung pemimpin negara terdekat dalam minggu keamanan khusus yang berlangsung sejak 14 April sampai sekarang. Sayangnya, tidak ada bukti kuat soal teori ini.
3. Teori kesehatan
Ada yang menyebut kalau Kim Jong Un tengah sakit keras. Sejumlah media pun menyoroti ketidakhadiran Kim Jong Un di acara-acara penting yang diadakan Korea Utara. Ini mengisyaratkan kalau dia tidak sehat.
Menghilangnya Kim Jong Un juga terungkap dengan beredarnya foto karangan bunga darinya untuk sebuah upacara di makam kakek dan ayahnya, Kim Jong Il, yang diterbitkan dalam harian partai Rodong Shinmun. Dalam karangan bunga, tertulis kalau itu darinya.
Selama ini Kim Jong Un memang memiliki kebiasaan hidup buruk. Dia merokok sepanjang waktu. Bahkan pernah terdengar kehabisan napas ketika bertemu Presiden AS Donald Trump di Zona Demiliterisasi. Pada 12 April, dia pun dilaporkan mendapat operasi jantung.
4. Teori corona
Selama ini Korea Utara memang mengklaim tidak memiliki korban virus corona. Ungkapan ini tentu mengejutkan banyak pihak. Belakangan justru Kim lah yang dihantam isu tersebut.
Kabar itu disampaikan oleh Jack Posobiec, aktivis konservatif pendukung Presiden AS Donald Trump, lewat Twitter.
“Beberapa pejabat AS menginfokan @OANN kalau Kim Jong-un terjangkit COVID-19 dari seorang dokter asal China yang didatangkan untuk membantu operasi jantungnya. Kini dia dalam kondisi yang stabil,” cuit Jack pada 21 April 2020.
5. Teori make-over
Kim Jong Un sedang mencoba untuk mengubah citranya, mengaburkan garis dinasti dan mengubah menjadi dirinya sendiri.
Itu adalah teori yang disukai oleh layanan kawat Prancis Agence France Presse. Dalam pengiriman hari Kamis itu mengutip beberapa pengamat Pyongyang yang mendukungnya.
"Kim Jong Un ingin melepaskan diri dari masa lalu, serta kepribadian tradisional Korea Utara," kata salah satu dari mereka, Ahn Chan-il, yang digambarkan sebagai pembelot Korea Utara dan peneliti di Seoul.
Pesannya adalah bahwa masa Kim Jong Il dan Kim Il Sung sudah berakhir," katanya kepada AFP.
“Dia ingin menemukan dan menyebut dirinya sebagai pemimpin yang modern dan kompeten, bukan keturunan pendahulunya. Dan dia ingin secara bertahap menurunkan idola dua pemimpin akhir karena bertentangan dengan agendanya untuk mencap Korea Utara sebagai "negara normal."
Dipantau Gedung Putih
Sementara itu, kabar sakit-nya Kim Jong Un mendapat perhatian dari negara-negara lain. Perwakilan Korea Selatan menyebut tidak ada aktivitas yang tidak biasa di Korea Utara.
“Kami tidak punya informasi terkait rumor kesehatan Kim Jong-un seperti yang diberitakan media. Dan, tidak ada perkembangan lain yang terdeteksi di Korea Utara,” kata juru bicara Korsel, Kang Min-seok beberapa waktu lalu, dilansir dari Fox News.
Pemerintah Korsel lalu memberi kabar kalau diyakini Kim ditempatkan di luar Pyongyang dengan beberapa kerabat dekat. Kim masih mengurus kepentingan negara seperti biasa. Tidak ada respons darurat dari partai-partai di Korut, militer atau kabinet.
Di lain sisi, perwakilan Amerika Serikat menyebut Gedung Putih menyadari kondisi kesehatan Kim mungkin berisiko. AS punya informasi kalau Kim mungkin sudah menjalani operasi dan mengalami komplikasi sehingga kesehatannya memburuk. Tapi, tidak diketahui di mana operasi dilakukan dan apa komplikasi yang dialami Kim.