RIAUMANDIRI.ID, ROMA – Fakta baru organ tubuh manusia sebagai media tempat hidup virus corona COVID-19 kembali ditemukan. Penemuan baru ini terungkap melalui kejadian pada pasien positif corona COVID-19 di Italia.
Pasien positif tersebut ialah seorang wanita berusia 65 tahun di Italia. Dia merupakan pasien pertama yang dikonfirmasi positif terinfeksi COVID-19 di negara tersebut. Setelah kala itu, 23 Januari 2020, pulang terbang dari Wuhan, episentrum COVID-19 menuju Italia.
Menurut laporan terbaru, pasien tersebut dikonfirmasi memiliki tingkat partikel virus yang dapat terdeteksi di matanya. Hal ini terjadi setelah infeksi hilang dari hidungnya, seperti dikutip Foxnews, Rabu (22/4/2020).
Awalnya, seperti pasien corona COVID-19, pada umumnya gejala yang dialami oleh wanita 65 tahun tersebut ialah batuk kering, sakit tenggorokan, radang selaput lendir di hidung, dan mata memerah. Setelah itu, tak lama ia dinyatakan positif terkena virus corona SARS-CoV-2. Beberapa hari kemudian, dia juga menderita demam, mual dan muntah.
Para petugas medis kemudian diketahui melakukan tes pemeriksaan mata, eye swab terhadap sang pasien. Kemudian dari tes tersebut, ditemukan bahwa ada materi genetik dari virus corona di matanya.
“RNA SARS-CoV-2 terdeteksi dengan eye swab, setelah sebelumnya tidak terdeteksi melalui swab hidung. Kami menemukan bahwa cairan mata dari pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dapat mengandung virus infeksi, dan karena itu bisa menjadi sumber infeksi yang potensial," terang peneliti dalam laporan yang dipublikasikan pada 17 April dalam Annals of Internal Medicine.
Temuan ini juga menyoroti pentingnya melakukan upaya pencegahan. Seperti menghindari menyentuh hidung, mulut, dan mata dan harus sering mencuci tangan.
Lebih lanjut dijelaskan, menurut para peneliti memang mata bisa menjadi pintu masuk virus dan menjadi sumber penyebaran. Ini juga yang jadi alasan, mengapa ada peringatan bahwa dokter mata harus sangat berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan.
Bagaimana mata berperan serta dalam SARS-CoV-2, dapat terjadi di masa-masa periode awal COVID-19. Menunjukkan pula bahwa langkah-langkah untuk mencegah penularan melalui mata, harus dilaksanakan sedini mungkin.
Sementara itu, dari data terkini dari Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE), Johns Hopkins University, per Rabu 22 April 2020 siang sudah tercatat sebanyak total 2,5juta kasus COVID-19 di seluruh dunia. Dengan catatan Amerika Serikat menduduki posisi nomor satu, dengan catatan sebanyak 825.041 kasus COVID-19 yang sudah terkonfirmasi.