RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Ustaz Abdul Somad (UAS) yang juga merupakan ketua masjid di lingkungannya menganjurkan para jamaah yang mampu agar mengumpulkan dana untuk dibelikan paket bantuan. Ia mencontohkan di lingkungan masjidnya, jamaah dianjurkan untuk menyisihkan dana Rp300 ribu untuk membeli berbagai kebutuhan dalam paket.
“Kita patok Rp 300 ribu. Isinya beras 30 kilogram, gula, kopi, teh dan lainnya yang dibagikan dalam tiga tahap,” kata UAS saat melakukan diskusi jarak jauh dengan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kala (JK), Selasa (15/4/2020) malam.
UAS melanjutkan, tahap pertama dibagikan pada 10 April lalu untuk persiapan Ramadhan. Sedangkan tahap kedua, sambung dia, dilakukan pada 10 Mei nanti sebagai persiapan menyambut Idul Fitri.
“Tahap ketiga dilakukan pada 10 Juni, andai wabah ini berlanjut. Itu sebagai langkah antisipasi,” kata UAS.
Menimbal pernyataan UAS, JK menyebut bahwa langkah itu merupakan hal yang sangat baik dan patut dilakukan. Utamanya saat masa kesulitan ekonomi di tengah wabah Covid-19 saat ini. “Itu contoh baik,” ungkap JK
Melanjutkan jawabannya pada UAS, JK melanjutkan, 300 ribu masjid yang terdaftar di DMI atau bahkan lebih banyak masjid baru setiap waktunya, memang memiliki cara tersendiri. Di antaranya dengan jadi lokasi dapur umum. JK memuji hal tersebut layaknya cara UAS dengan masjid di lingkungannya dalam memberdayakan masyarakat berekonomi rendah.
Mantan wapres itu mengatakan, di masa pandemic Covid-19 ini, masjid memang tak melaksanakan ibadah seperti biasanya. Namun, menurut dia, masjid harus bisa dihidupkan. “Setidaknya tetap hidup dengan adzan,” ujar dia.
Dalam diskusinya dengan Ustadz Abdul Somad, JK menambahkan, menjelang ibadah puasa, tarawih dan kajian serta kegiatan lain di masjid memang ditiadakan. Tetapi, bukan berarti kegiatan tersebut sama sekali menghilang. “Bukan dipastikan tidak ada sama sekali. Ada, tapi dilakukan di rumah,” kata JK.
Dia menegaskan, adzan masjid akan selalu ada meski di tengah kekhawatiran pandemik saat ini. Terlebih, pihaknya juga sudah menyebarkan surat edaran agar adzan bisa terus dilakukan.
“Shalat berjamaah lima waktu dengan jumlah jamaah terbatas juga ya silahkan. Tapi, tidak terbuka bagi jemaah umum seperti biasanya,” tuturnya.
Menurut dia, hal tersebut agar bisa menjaga jarak sosial dan penyebaran Covid-19.
Dia tak menampik, pada waktu biasanya, masjid selalu dihidupi oleh jamaah dan masyarakat. Karenanya, di masa-masa sulit seperti ini, masjid juga diharapkan bisa membantu meringankan dan menghidupi atau memakmurkan masyarakat.
“Kita biasa anjurkan masyarakat untuk makmurkan masjid. Tapi, masjid juga harus makmurkan masyarakat, utamanya pada saat sekarang,” ujarnya.