RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Sebuah laporan terbaru mengungkapkan hanya setengah dari pasien terinfeksi virus atau Covid-19 dalam perawatan intensif yang berhasil bertahan dalam pertempuran melawan virus. Sementara separuhnya lagi seringkali tak bisa diselamatkan.
Seperti dilansir dari Mirror, laporan itu dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif (ICNARC). Mereka menggunakan informasi dari semua kasus Covid-19 yang dilaporkan ke organisasi itu hingga 3 April 2020.
Laporan itu menunjukkan bahwa dari 690 pasien yang ditempatkan dalam perawatan intensif di Inggris, Wales dan Irlandia Utara, 346 meninggal. Dari 346 kematian, 259 adalah laki-laki.
Temuan itu terungkap ketika Perdana Menteri Boris Johnson dipindahkan ke unit perawatan intensif setelah kondisinya memburuk. Pria berusia 55 tahun itu dirawat di Rumah Sakit St Thomas di London pada hari Minggu, 10 hari setelah ia mengumumkan bahwa ia dinyatakan positif mengidap Covid-19.
Ia dipindahkan ke perawatan intensif sebagai tindakan pencegahan jika ia membutuhkan ventilasi untuk membantu pemulihannya. Studi ini menunjukkan bahwa hanya 22,4 persen pasien yang dirawat di perawatan intensif dengan pneumonia virus non-Covid-19 antara 2017 dan 2019 meninggal karena penyakit ini.
Namun laporan tersebut menyatakan bahwa karena proporsi yang relatif rendah dari pasien yang telah menyelesaikan perawatan kritis mereka, kehati-hatian harus diperhatikan.
Sebagai informasi, menurut laman Worldometers secara real time pada hari Selasa (7/4/2020) pukul 08.45 WIB menyatakan jumlah kasus di seluruh dunia telah mencapai 1.346.566 orang.
Pasien yang sebelumnya dinyatakan positif dan kini telah mengalami kesembuhan atau negatif Covid-19 tercatat pada angka 278.695 jiwa. Akan tetapi, pasien yang meninggal dunia karena virus ini berjumlah 74.697 atau 21 persennya.