RIAUMANDIRI.ID, PANGKALAN KERINCI - Manajemen PT RAPP membantah kabar yang menyebutkan mantan manajer atau karyawan perusahaan itu positif corona (Covid-19). Kabar yang beredar itu adalah hoaks atau bohong.
Diketahui, hoaks yang beredar dengan narasi bahwa mantan manajer di RAPP berinisial JT dan istrinya BRT serta anak-anaknya pergi ke Jakarta membesuk seorang pendeta yang sakit. Pendeta tersebut disebutkan sakit dan meninggal karena Covid-19.
Kemudian dalam pesan berantai itu disebutkan, pada 17 Maret, RAPP lockdown, semua karyawan dilarang pergi ke Pekanbaru.
Tanggal 22 Maret, JT dan istri dan anak-anaknya ke Riau, dan tinggal di perumahan Graha Akasia. Keluarga ini sempat ke RAPP komplek dan mengikuti kebaktian di Gereja GPDI yang jemaatnya sebagain besar karyawan RAPP.
Selanjutnya disebutkan dalam haoks itu, pada 25 Maret JT sakit dan memeriksakan ke dokter.
Dalam kabar bohong itu dituliskan, JT mengatakan sebelumnya tidak ada bepergian ke mana-mana ketika ditanya dokter. Setelah diperiksa swap, JT dinyatkan positif Covid-19.
Kemudian semua warga Perumahan Graha Akasia diisolasi serta dijaga tentara dan polisi selama 14 hari. Dalam hoaks itu dinarasikan, warga batak meyayangkan ketidakjujuran JT yang sebelumnya bepergian dari Jakarta, dan malah keluyuran ke mana-mana.
Menanggapi hoaks tersebut, Communications Manager PT RAPP Budhi Firmansyah akhirnya menyampakan klarifikasi dalam keterangan tertulis yang diterima Riaumandiri.id pada Ahad (5/4/2020).
"Pertama, sesuai dengan nama yang diumumkan Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid19 Kabupaten Pekalawan bahwa pasien Covid-19 yang terkonfirmasi positif di Pelalawan beberapa hari lalu yakni RBT dan JG, bukan JT. RBT dan JG adalah pasangan suami istri yang bertempat tinggal di salah satu komplek perumahan umum di Pangkalan Kerinci. Dan JG setelah ditelusuri bukanlah mantan manejer atau Karyawan RAPP," jelas Budhi Firmansyah.
Dia melanjutkan, RBT dan JG sehari-hari berinteraksi dan kontak langsung dengan warga sekitar rumah, dan warga lainnya dengan berbagai latar belakang profesi, termasuk karyawan RAPP.
"Terkait status RBT dan JG sebagai pasien terkonfirmasi positif, sesuai protokol Covid-19 yang ditetapkan, maka Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Pelalawan telah melakukan tracing orang-orang yang pernah berinteraksi dan kontak langsung dengan pasien," jelasnya.
Pihak RAPP, kata dia, juga telah melakukan tracing terhadap karyawan dan keluarga yang pernah berinteraksi dan kontak langsung dengan pasien tersebut.
"RAPP juga mengikuti protokol yang ada, perusahaan telah melakukan rapid test terhadap hasil tracing yang pernah kontak langsung dengan pasien, berdasar hasil rapid test menyatakan semua yang diperiksa negatif Covid-19. Namun tetap harus menjalani karantina atau observasi selama 14 hari," ujarnya.
Budhi menegaskan, tidak benar RAPP melakukan lockdown, seperti yang disebutkan dalam kabar bohong tersebut. Hingga saat ini, perusahaan tetap beroperasi, karyawan dan kontraktor masih menjalankan aktivitas sehari-hari.
"RAPP sendiri sejak Januari lalu dalam menghadapi dan waspada akan merebaknya wabah virus corona telah membentuk task force dan menyusun protokol internal serta melakukan langkah-langkah perlindungan dari Covid-19," bebernya.
Selain itu, perusahaan juga menyiapkan perlengkapan pendukung seperti thermal scanner, thermometer, alat pelindung diri, dan yang lainnya.
"Kami mengimbau kepada semua pihak untuk berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang belum tentu kebenarannya dan bisa berdampak hukum," katanya.
Reporter: Anthon