RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Awal pandemi virus corona COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan masker hanya dipakai untuk orang sakit atau orang yang merawat orang sakit. Namun kekinian saran tersebut tampaknya mulai berubah karena bukti-bukti studi terbaru.
"Kami bisa melihat situasi pemakaian masker, yang dibuat sendiri di rumah atau masker kain, di tingkat komunitas dapat membantu respons keseluruhan terkait penyakit ini," kata salah satu direktur eksekutif WHO, Dr Michael Ryan, seperti dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (4/4/2020).
"Kami mendukung pemerintah yang ingin menerapkan penggunaan masker secara terukur dan memasukkannya dalam strategi komprehensif pengendalian penyakit," lanjutnya menambahkan masker bedah dan N95 tetap diprioritaskan untuk tenaga medis.
Sebelumnya diberitakan para ahli WHO akan meninjau ulang rekomendasi pemakaian masker karena bukti studi terbaru yang melihat jarak aman saat seseorang bersin. Studi oleh peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa saat seseorang bersin, percikan liur atau droplet yang dihasilkan bisa meluncur sampai delapan meter. Selain itu partikel yang dihasilkan juga memiliki berbagai macam ukuran.
Peneliti mengatakan masker tidak akan terlalu berfungsi melindungi seseorang dari partikel droplet yang kecil. Namun demikian masker tetap bermanfaat karena dapat menghalau momentum 'awan' droplet.
"Kami terus melanjutkan studi terkait bukti manfaat penggunaan masker... WHO akan terus mengumpulkan bukti yang ada dan mengevaluasi potensi pemakaian masker yang lebih luas untuk mengendalikan COVID-19 pada tingkat komunitas," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus beberapa hari lalu.