RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin meminta masyarakat tak menganggap jenazah pasien yang terinfeksi virus Corona Covid-19 sebagai azab dari Tuhan.
Din menegaskan virus corona bisa menginfeksi semua orang tanpa mengenal status sosial apapun.
"Maka pesan MUI itu yang penting jangan melihat jenazah penderita Covid-19 sebagai azab, dan penyakit ini bukan aib, karena bisa mengenai siapa saja pada tiap lapisan," kata Din saat melakukan teleconference dengan para pewarta, Kamis (2/4).
Din mengkritisi fenomena masyarakat menolak jenazah pasien positif virus corona dimakamkan di wilayahnya.
Bagaimanapun, kata Din, jenazah orang yang sudah terinfeksi virus corona harus tetap diurus dengan baik sesuai syariat Islam. Terlebih lagi, kata dia, Islam mengajarkan bahwa hukum mengurus jenazah bersifat fardu kifayah.
Meski demikian, Din memberikan catatan bahwa pengurusan jenazah pasien positif corona harus memenuhi standar dan protokol kesehatan yang berlaku.
"Sesuai protokol kesehatan, menjaga diri dan memakai pelindung diri, jangan ada sikap menolak," kata dia.
Din menegaskan bahwa masyarakat tak diperbolehkan untuk menolak jenazah pasien positif virus corona untuk dimakamkan. Ia menyatakan jenazah itu harus tetap dimakamkan sesuai syariat Islam.
Seperti diberitakan beberapa media, banyak warga yang menolak pemakaman pasien terinfeksi virus corona di beberapa daerah. Kemarin, beredar video viral warga menolak pemakaman dua jenazah yang positif virus corona di Banyumas, Jawa Tengah.
Tak hanya di Banyumas, aksi penolakan data v dari warga juga terjadi di sekitar TPU (Tempat Pemakaman Umum) di wilayah Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu.