RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun di Inggris bernama Ismail Mohamed Abdulwahab meninggal dunia akibat terjangkit virus Corona Covid-19.
Seperti diberitakan BBC, Ismail warga Brixton di London selatan, meninggal di King's College Hospital pada Senin (31/3) pagi.
Ia diduga merupakan orang termuda di Inggris yang meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona.
Seorang juru bicara yayasan rumah sakit mengatakan kematian remaja itu telah dirujuk ke koroner, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Hingga pukul 17.00 BST (23.00 WIB) pada Senin (31/03), jumlah orang yang meninggal dunia dengan virus corona di Inggris mencapai 1.789 orang.
Keluarga Ismail mengatakan mereka "sangat terpukul" oleh kematiannya, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh seorang kerabat.
Mereka mengatakan remaja itu tidak memiliki penyakit bawaan dan dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat (27/03), sehari setelah ia dirawat di rumah sakit.
Koresponden kesehatan BBC, Nick Triggle, mengatakan jarang sekali remaja mengalami sakit parah setelah terinfeksi virus corona.
"Hanya 0,3 persen dari mereka yang menunjukkan gejala memerlukan perawatan di rumah sakit dan 0,006 persennya meninggal—dengan kata lain, dua dari setiap 30.000 infeksi di antara kelompok usia ini tidak bertahan hidup," katanya.
"Tapi itu memang terjadi, seperti yang ditunjukkan oleh kasus yang menyedihkan ini."
Keluarga Ismail mengatakan remaja itu dirawat di rumah sakit di London selatan setelah ia menunjukkan gejala dan kesulitan bernapas.
"Ia memakai ventilator dan kemudian ditempatkan dalam kondisi koma tapi sayangnya ia meninggal kemarin [Senin] pagi," kata mereka.
"Setahu kami ia tidak memiliki kondisi kesehatan bawaan. Kami sangat terpukul."
Mark Stephenson, kepala sekolah di Madinah College, di London barat daya, tempat kakak perempuan Ismail bekerja sebagai guru, menginisiasi penggalangan dana untuk membantu biaya pemakaman.
Pernyataan di laman penggalangan dana tersebut mengatakan Ismail meninggal "tanpa ada anggota keluarga di dekatnya karena sifat infeksi yang tinggi dari Covid-19".