SELATPANJANG (HR)-Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang diumumkan pemerintah pada 28 Maret yang lalu, sejumlah pengecer dan APMS di Selatpanjang memilih menutup kios mereka.
Tutupnya sejumlah APMS ini membuat BBM jenis premium menjadi langka dan mahal. Harga yang ditetapkan pemerintah untuk premium menjadi Rp7.300 per liter. Sementara, harga solar menjadi Rp6.900 per liter. Sebelumnya di Selatpanjang hanya Rp8000 per liter, saat ini menjadi Rp9.000 per liter.
Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat resah karena sulitnya mendapatkan bahan bakar tersebut.
Seperti diungkapkan Yusna (30), salah seorang pengendara motor roda dua, sejak dua hari setelah kenaikan ia belum mendapatkan premium.
“Saya sudah cek di beberapa kios yang ada semua mengatakan habis. Terpaksa saya harus mengisi perbotol saja yang harganya mencapai Rp20 ribu,” ujarnya.
Meranti sering menjadi langganan kelangkaan BBM. Terlebih, setiap ada kabar menaikkan harga, karena aksesnya sangat jauh dari Pertamina yang harus ditempuh melalui laut.
Salah seorang penjual minyak premium eceran di Jalan Imam Bonjol mengakui, saat ini minyak sulit didapatkan, karena pihak APMS mengatakan stok minyak di gudang sudah habis. "Sehingga untuk per botol Aqua terpaksa saya jual Rp20.000. Itupun tidak banyak," kata penjual ini.
Kadisperindagkop-UKM Kepulauan Meranti, Syamsuar Ramli melalui Kabid Metrologi dan Perlindungan Konsumen Syaiful Johan saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum membuat kesepakatan harga dengan pengecer. Namun dirinya berasumsi pasca kenaikan harga itu jenis Premium di tingkat pengecer seharga Rp8.500 per lite. (ali)