RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Virus corona umumnya ditandai dengan gejala demam, batuk, pilek, hingga sesak napas. Namun beberapa kasus dilaporkan tanpa gejala.
Berikut beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang virus corona tanpa gejala yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Ditemukan juga di Indonesia
Baru-baru ini, juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona COVID-19 dr Achmad Yurianto pun membeberkan beberapa kasus corona di Indonesia ditemukan tanpa gejala.
"Gambaran fisik dari orang yang sakit tidak selalu didominasi orang yang tampak sakit berat, bahkan di beberapa data yang kami miliki, nampak tidak bergejala sama sekali," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (25/3/2020).
Bupati Karawang, Cellica Nurrachdina, merupakan salah satu kasus positif COVID-19 di Indonesia yang terdeteksi tanpa ada gejala serius.
2. 1 dari 3 kasus corona ditemukan tanpa gejala
Jumlah orang yang terinfeksi virus corona yang tidak menunjukkan gejala atau gejala minimal mencapai sepertiga dari mereka yang dinyatakan positif mengidap virus corona COVID-19.
Mengutip Daily Mail, menurut data rahasia pemerintah Tiongkok yang dilaporkan oleh South China Morning Post, skala sebenarnya dan jumlah tersembunyi dari 'pasien tanpa gejala' ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dikatakan pada akhir Februari, lebih dari 43.000 orang positif virus corona di China tidak menunjukkan gejala. Penemuan ini memiliki konsekuensi besar bagi strategi yang digunakan oleh negara-negara dalam menangani virus corona.
3. Antisipasi penularan makin sulit
Mengutip South China Morning Post, pasien corona tanpa gejala ini dapat semakin memperumit strategi yang digunakan oleh negara-negara untuk mengendalikan virus, yang telah menginfeksi lebih dari 300.000 orang dan membunuh lebih dari 14.000 orang di dunia.
4. Lebih berisiko menularkan karena tak sadar
Mengutip CNN, seorang ahli percaya kalau gejala 'asimptomatik' atau orang yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan berperan besar dalam penularan virus corona yang semakin luas tanpa disadari.
"Kita sekarang tahu bahwa penularan asimptomatik kemungkinan (memainkan) peran penting dalam menyebarkan virus ini," kata Michael Osterholm, direktur Infectious Disease Research and Policy di University of Minnesota.
Menurut Oestorholm, orang yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sangat sulit untuk dikendalikan. Ia menyebut hal ini juga menjadi kemungkinan faktor virus corona saat ini dinyatakan 'pandemi'.
5. Konon jumlah virusnya lebih banyak
Sementara itu, laporan di negara lain terkait orang yang tidak menunjukkan gejala atau gejala minimal juga dijelaskan dr Sandra Ciesek, direktur Institute of Medical Virology di Frankfurt, Jerman. Ia memeriksa 24 penumpang yang baru saja melakukan perjalanan dari Israel.
Ditemukan, tujuh dari 24 penumpang tersebut dinyatakan positif corona. Empat di antaranya tidak memiliki gejala, dan ia terkejut saat melihat 'viral load' (jumlah virus dalam tubuh) spesimen dari pasien tanpa gejala lebih tinggi dibandingkan dengan yang menunjukkan gejala.
Meski begitu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dalam situsnya, kasus asimtomatik memang terjadi. Namun hal ini disebut bukan sebagai pendorong atau penularan utama virus corona Covid-19.
Ciesek, ahli virologi Jerman, menganggap bahwa CDC harus mengubah pernyataannya tersebut. "Aku membacanya sebelumnya, dan aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, mengapa mereka begitu yakin tentang ini?" pungkasnya.