RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan virus Corona Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan telah menerima 150 ribu kit alat uji corona yang didatangkan dari China.
Hingga Minggu sore, alat tes corona itu masih di Pulau Natuna di mana pesawat TNI yang membawanya transit. Setibanya di Jakarta, alat tes itu akan segera disalurkan ke seluruh wilayah.
"Sudah barang tentu ini akan secara lebih besar, lebih massif, segera kita laksanakan karena kita bersyukur bahwa 150 ribu kit tes ini, hari ini sudah ada di tanah air yang kemarin dijemput menggunakan pesawat Hercules ke China," ujar Yuri saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Yuri menjelaskan pihaknya akan lebih dulu melakukan tes terhadap kelompok berisiko.
"Sebagai contoh manakala ada kasus positif yang dirawat di RS maka kita akan melakukan penelusuran terhadap rekan kerja yang memiliki peluang kontak dekat akan seluruhnya kita tes," kata Yuri.
Ia menambahkan, setiap orang yang memperoleh hasil negatif melalui screening test, Pemerintah meminta yang bersangkutan untuk menerapkan sistem jaga jarak atau social distancing. Paslanya hasil negatif tidak mencerminkan seseorang tak memiliki infeksi.
"Kita pahami bahwa rapid test, tes cepat basisnya adalah melihat responsi di darah dari infeksi covid-19. Sehingga, pada infeksi yang masih berada di kisaran sebelum 6-7 hari, tentunya respons imun belum muncul meskipun di tubuhnya ada infeksi," ucap dia.
Ketika dalam screening test yang dilakukan menunjukkan seseorang positif, Yuri menyatakan maka akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR).
PCR adalah pemeriksaan dengan teknologi amplifikasi asam nukleat virus untuk mengetahui ada atau tidaknya virus dan untuk mengetahui genotipe virus.
"Manakala hasilnya ditemukan positif maka kita akan melakukan pemeriksaan ulang dengan PCR," ujar Yuri.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah dalam waktu dekat juga akan mendatangkan alat uji corona baru dalam jumlah yang besar. Ditargetkan 1 juta alt uji corona bisa didatangkan.
"Tidak berapa lama lagi kita akan mendatangkan jumlah yang lebih besar sehingga target kita adalah 1 juta kit untuk memeriksa kelompok yang berisiko," kata Yuri.