RIAUMANDIRI.ID, TAPUNG - Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Saran Kabun, H Alaiddin Athory Aidarus, Lc ingin mewujudkan pembangunan Pondok Pesantren Darussalam II di Desa Pantaicermin, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
Selain Pondok Pesantren, ia juga ingin membangun sekolah umum berbasis Islam. Kedua sekolah ini direncanakan untuk mempersiapkan generasi alim dan ahli di masa mendatang. Pembangunan pesantren itu adalah janjinya sejak tahun 90-an.
Pembangunan direncanakan menggunakan cicilan syariah dari bank syariah. Tanah seluas 50 hektare itu saat ini ditanami tanaman sawit. Beberapa hektare akan ditumbangkan untuk tapak bangunan pesantren dan selebihnya masih berupa kebun yang digunakan untuk menyicil biaya pembangunan.
Pada Sabtu (21/3/2020) bersampena peringatan Isra Mikraj di Pantaicermin, Abuya H Alaiddin Athory Aidarus, Lc meminta restu masyarakat terkait rencana pendirian Pondok Pesantren Darussalam di tahun 2021 mendatang. Dalam majelis itu, semua masyarakat merestui dan menyambut baik.
Kepala Desa Pantaicermin Muklis, SSos. yang juga hadir dalam majelis itu menyampaikan dukungan rencana pembangunan pesantren tersebut.
Sementara itu, Joni Alizon, SH, MH, memandang pendirian pesantren akan terkendala, sebab Pabrik Kelapa Sawit PT KAMI yang juga direncanakan dibangun bersebelahan dekat dengan tanah pesantren tersebut. Ternyata, pihak Pesantren tidak mengetahui rencana pembangunan PKS tersebut.
"Saya melihat dukungan Kepala Desa ini kontra produktif," tambah Joni Alizon.
Sementara, Syaiful Anuar menjelaskan dalam kajian ilmiah, capaian pembelajaran juga dipengaruhi lingkungan sekitar.
"Seandainya pesantren dibangun dan PKS PT KAMI juga dibangun berdekatan, saya pastikan proses pembelajaran tidak akan mencapai tujuan pembelajaran," ujarnya.
Pendirian pesantren adalah investasi jangka panjang bagi kehidupan kemanusiaan yang efeknya positif.
"Pembangunan PKS dekat dengan tanah pesantren. Jika Pondok Pesantren tidak jadi dibangun, maka generasi kita ke depan akan semakin sulit berkembang. Hal itu, saya pandang sama dengan menjual kampung sendiri," ungkap Khalilullah, MA, akademisi UIN Suska Riau.