RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo mengomentari Finalis Puteri Indonesia 2020 dari Sumatera Barat, Louise Kalista Iskandar, yang tidak berhasil melafalkan Pancasila dengan sempurna. Menurut Benny, ke depan hal ini perlu jadi perhatian khusus.
"Perlu dalam ajang finalis Puteri Indonesia dibekali materi mengenai nilai Pancasila dalam hal ini perlu ke depan diperbaiki sistem pengajaran dan nilai kebangsaan diajarkan. Dalam persiapan dan membangun karakter nilai-nilai Puteri Indonesia," ucap Benny, Sabtu (7/3/2020) seperti dilansir dari detikcom.
Benny belum mengetahui apakah ada sistem pendidikan dan pengajaran Pancasila di ajang Puteri Indonesia. Namun, menurutnya, penting untuk menanamkan nilai Pancasila kepada para finalis Puteri Indonesia.
"Hanya mengusulkan ke depan, dalam pengembangan kepribadian Puteri Indonesia perlu dibekali mengenai nilai-nilai keutamaan (Pancasila). (Sehingga) menjadi pioner dalam mengarusutamakan Pancasila," kata Benny.
Benny bercerita, tidak hafal Pancasila menjadi fenomena setelah Orde Baru tumbang. Perlu upaya lebih agar generasi muda menjadi hafal Pancasila.
"Masalahnya, hampir setelah Reformasi mata pelajaran Pancasila ditiadakan. Akibatnya, generasi pasca reformasi tidak hapal lagi Pancasila. Ke dua, faktor setelah Reformasi, bagaimana pembumian Pancasila bukan model seperti Orde Baru yang doktrinal," kata Benny.
"Tetapi, menyentuh anak zaman-nya. Dalam proses peralihan, hal seperti itu bisa terjadi karena Pancasila menjadi cara berpikir, bertindak, berperilaku, berelasi, tidak menjadi kesadaran-nya. Maka dibutuhkan sekarang, lewat peristiwa ini bagaimana Pancasila diajarkan lagi secara massif lewat pendidikan," kata Benny.