RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Salah satu tuntutan dalam aksi demo mahasiswa UIN Suska Riau hari ini mengenai keputusan pihak kampus dalam menentukan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Peserta aksi merasa, banyak keputusan UKT yang tidak tepat.
"Di FDK tahun ini ada 10 orang alfa studi gara-gara UKT-nya tidak sesuai kemampuan ekonomi. Itu baru di FDK. Di fakultas lain pasti ada juga," ungkap Vizra Dwi Yanri, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska yang membacakan tuntutan aksi, Kamis (5/3/2020) di lantai I Gedung Rektorat UIN Suska Riau.
UKT merupakan sistem pembayaran per semester Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berlaku sejak 2013. Dalam sistem UKT, semua pembiayaan seperti SPP, biaya gedung, biaya praktikum, dan biaya kuliah lainnya dilebur menjadi satu.
Fungsi UKT seharusnya memberi keringanan bagi mahasiswa kurang mampu dengan sistem silang pemerintah yang besarannya didasarkan pada kondisi ekonomi dan sosial keluarga mahasiswa.
Sebelum seleksi dan putusan besaran UKT dikeluarkan, mahasiswa baru akan diminta mengirim persyaratan yang di antaranya foto rumah, foto slip gaji orang tua, foto rekening listrik, foto kendaraan yang dimiliki, dan lain-lain.
Namun sayang, pada praktiknya, masih banyak keputusan besaran UKT yang tidak tepat sasaran alias mahasiswa kurang mampu mendapat besaran UKT tinggi ataupun sebaliknya.
Syarif Hidayatullah, salah satu peserta aksi berharap Rektor bisa segera memberikan solusi terkait revisi UKT.
"Saya berharap bisa dikasih solusilah, Pak, terkait UKT ini. Karena kami enggak tahu mau ngadu ke mana," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Rektor UIN Suska Riau Akhmad Mujahidin meminta agar mahasiswa baru kelak tidak salah dalam mengisi data persyaratan.
"UKT ini basisnya data. Jadi, jangan sampai salah isi data. Tetangga saya di Rengat, bapaknya tukang kebun, tapi anaknya cantik kayak Wulan Guritno. Kalau mau foto rumah sendiri, rumahnya cuma papan. Jadi karena mungkin dia gengsi, dia numpang foto di depan rumah Pak Camat. Jadinya dapat UKT 5. Udah deh, kirim data itu sejujur-jujurnya saja," ujar Mujahidin.
"Kalau lantai rumah kamu tanah, bilang begitu. Turunkan gengsi. Kalau kalian ngirim datanya jujur, kan kami juga tidak mungkin salah mengambil keputusan besaran UKT-nya," tambahnya.
Namun pertanyaannya, berapa banyak mahasiswa yang memiskinkan diri demi UKT rendah?
Reporter: M. Ihsan Yurin