RIAUMANDIRI.ID, Shanghai - Efek virus corona membuat khawatir masyarakat enggan melakukan penerbangan. Mengalami kerugian besar, membuat salah satu maskapai China haru putar otak, hingga tawarkan tiket domestik hanya seharga Rp 60.000.
Seperti dilansir dari South China Morning Post, Jumat (28/2/2020) penerbangan dari Shanghai ke Chongqing, dengan jarak perjalanan 1.400 km, memberikan harga yang sangat murah, yaitu 29 yuan atau sekitar Rp 60.000 oleh maskapai bertarif rendah terbesar di Tiongkok, Spring Airlines. Penurunan harga yang drastis ini dilakukan untuk meningkatkan minat penerbangan domestik di tengah wabah virus Corona.
Sebanyak 10.000 penerbangan dibatalkan dalam sehari, atau sekitar dua per tiga dari jumlah penerbangan yang dijadwalkan setiap hari di bulan Februari. Hal ini menyebabkan kerugian besar yang dirasakan maskapai dan juga bandara.
Pihak Administrasi Penerbangan Sipil China mengatakan bahwa penerbangan harus kembali dilakukan secara bertahap, hal ini merupakan sebagian dari upaya negara untuk mengembalikan kehidupan sosial masyarakat kembali normal. Tetapi yang menjadi kendala adalah masyarakat yang masih enggan terbang karena wabah virus Corona yang belum sepenuhnya terkendali.
Selain perjalanan dari Shanghai ke Chongqing yang menawarkan harga sangat murah, perjalanan dari Shanghai ke Harbin, ibu kota provinsi Heilongjiang juga tawarkan harga fantastis. Dengan jarak 1.600 km, harganya turun hingga menjadi 69 yuan atau sekitar Rp 141.000.
Sedangkan maskapai China lainnya, Shenzhen Airlines yang merupakan maskapai penerbangan milik negara juga menawarkan harga murah bagi penumpang. Untuk penerbangan satu arah selama 2 jam 15 menit dari Shenzhen ke Chongqing dengan jarak 1000 km harganya adalah 100 yuan atau sekitar Rp 200.000, padahal harga standarnya mencapai 1.940 yuan atau 3.980.000.
Masih ada lagi, Chengdu Airlines juga memberikan harga yang murah, yaitu seharga 100 yuan atau sekitar Rp 200.000 untuk penerbangan dari Shenzhen ke Chengdu. Jarak yang ditempuh mencapai 1,300 km.
"Mempertimbangkan biaya rata-rata yang lebih rendah untuk beroperasi di China daratan. Maskapai berpotensi menawarkan diskon yang lebih dalam untuk menghasilkan keuntungan tipis atau hanya mencapai titik impas," kata seorang analis penerbangan di Bank of Communication International, Luya you.
"Ketika angka wabah stabil atau bahkan menurun, operator kemungkinan akan menyesuaikan tarifnya juga, sehingga tarif rendah ini tidak akan bertahan, jika situasi berubah dengan cepat menjadi lebih baik," tambahnya.
Otoritas penerbangan di China mengkonfirmasi bahwa, di antara 25 Januari dan 14 Februari, termasuk liburan Tahun Baru Imlek rata-rata lalu lintas penumpang harian di China hanya mencapai 470.000. Angka ini telah mengalami penurunan sebesar 75 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.
Kerugian industri penerbangan di China juga dipengaruhi oleh serangkaian pembatasan penerbangan oleh beberapa negara dan maskapai. Maskapai British Airways sampai pekan lalu memperpanjang penangguhan penerbangan ke China sampai pertengahan April, setelah mendapat saran dari pemerintah Inggris.
Hingga saat ini wabah virus Corona telah menginfeksi lebih dari 82.000 orang dan sebanyak 2.801 orang tewas. Wabah ini berpotensi menjadi pandemi meski belum diputuskan oleh WHO.
Di Asia, virus menyebar dengan cepat di luar China. China sendiri kasus baru virus Corona mulai memperlihatkan pengurangan. Namun di luar China kasus baru Corona terus muncul. Jepang mengumumkan menutup semua sekolah, sedangkan Korea jumlah infeksi virusnya mencapai 2.000. Virus juga menyebar di Eropa dan Timur Tengah, dimana Iran sampai harus meniadakan salat Jumat hari ini. Selain itu Italia, Kuwait dan Swedia kasus Corona semakin bertambah.
Virus juga tahan terhadap cuaca panas. Nigeria melaporkan kasus pertama di sub sahara Afrika.