RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) merasa tidak diajak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkomunikasi terkait revitalisasi. Mereka menyebut Pemprov DKI hanya berkomunikasi dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menanggapi. Mereka menyebut zaman sekarang semua orang bisa mengklaim sebagai seniman.
"Zaman sekarang kan orang klaim-klaim bisa saja, siapapun bisa mengaku seniman TIM, saya 4 tahun jadi kepala unit pengelola tim nggak pernah ngelihat orang itu, makanya yang dimaksud seniman TIM itu siapa, TIM kan nggak ada membernya, semua bisa pakai," ujar Sekretaris Dinas Kebudayaan Imam Hadi Purnomo saat dihubungi, Jumat (28/2/2020).
"Siapapun seniman yang layak tampil boleh, terus mereka mau meminggirkan DKJ apa maksudnya, jadi biarin aja deh, ini kan pro kontra biasa," lanjut Imam.
Lebih lanjut, Imam mengatakan pemprov DKI sudah berbicara dengan banyak pihak terkait revitalisasi TIM. Gubernur DKI Anies Baswedan pun sudah menjelaskan secara perinci di DPR.
"Kan kita sudah melakukan komunikasi dengan banyak pihak, nggak mungkin semua orang diajak ngomong. Nah terus kalau ada satu, dua orang tidak diajak ngomong apa dia mewakili semua orang, kan tidak. Jadi kemarin sudah jelas bahwa yang mereka khawatirkan terkait hotel, komersialisasi kan sudah dijawab semua," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut akan lebih intensif berkomunikasi dengan seniman untuk membahas revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun Forum Seniman Peduli TIM meragukan perkataan Anies.
"Bahwa Anies akan komunikasi dengan seniman, tapi via DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). DKJ tidak reperesentasikan seniman, seniman yang datang ke Komisi X," ucap pimpinan Forum Seniman Peduli TIM Radhar Panca Dahana, saat dihubungi, Kamis (20/2/2020).
"Karena kami kemarin itu tidak ada Dewan Kesenian Jakarta, karena kami anggap (DKJ) tidak merepersetasikan kami. Yang buat anies diundang adalah kami," imbuh dia.