RIAUMANDIRI.ID - Penyakit akibat kerja adalah gangguan kesehatan yang dialami oleh seseorang akibat rutinitas atau paparan zat tertentu di tempat kerja. Ada beragam jenis penyakit akibat kerja, dan masing-masing memiliki pemicu atau penyebab yang berbeda.
Penyakit akibat kerja penting untuk diketahui, karena banyak orang tidak sadar bahwa keluhan yang mereka alami merupakan dampak dari pekerjaan mereka sehari-hari. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyakit akibat kerja, simak ulasan berikut.
Beragam Penyakit Akibat Kerja
Keluhan yang disebabkan penyakit akibat kerja bisa dihindari jika Anda memahami penyebabnya dan mengubah kebiasaan saat bekerja. Berikut ini adalah contoh-contoh penyakit akibat kerja beserta penjelasannya:
1. Asma
Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu rentan mengalami kondisi ini. Keluhan biasanya akan semakin cepat timbul jika pekerja tidak memakai alat pelindung seperti masker. Pekerja yang berisiko mengalami asma antara lain pekerja di pabrik tekstil, penata rambut, tukang kayu, dan tukang las.
Asma yang dipicu oleh pekerjaan memiliki gejala yang sama dengan penyakit asma pada umumnya, yaitu mengi, sesak napas, dan batuk. Hanya saja, gejala asma yang muncul biasanya akan memburuk saat sedang bekerja dan akan membaik ketika sedang libur.
Tingkat keparahan asma karena pekerjaan bergantung pada seberapa lama Anda terpapar pemicunya. Semakin lama dan sering Anda terpapar, semakin parah gejala asma yang muncul. Namun, ini juga berarti gejala akan lebih mudah disembuhkan jika penderita didiagnosis lebih cepat.
2. Sindrom carpal tunnel (CTS)
CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering menggunakan tangannya untuk gerakan yang sama dan berulang-ulang. Pekerja yang rentan terkena kondisi ini antara lain pekerja kantoran yang sering mengetik, pengemas barang, penjahit, dan pekerja bangunan.
CTS ditandai dengan gejala berupa sensasi kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan pada tangan. Keluhan ini bisa diredakan dengan mengistirahatkan tangan sejenak saat bekerja, mengompres tangan dengan es, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.
Jika cara tersebut tidak mampu meredakan keluhan atau gejala yang Anda rasakan, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering bersentuhan dengan zat kimia, pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum, pewarna rambut, hingga perhiasan yang mungkin mengiritasi kulit ataupun menimbulkan reaksi alergi.
Dermatitis kontak ditandai dengan ruam merah yang gatal, kering, dan bersisik. Kulit juga bisa mengeras, pecah-pecah, dan terasa nyeri ketika disentuh. Pekerja yang berisiko dapat menghindari keluhan ini dengan menggunakan alat pelindung saat bekerja, misalnya sarung tangan karet.
4. Penyakit paru kronis
Seseorang yang bekerja di tempat seperti tambang batu bara, pabrik batu, pabrik tanah liat, pabrik bahan bangunan, bahkan jalan raya berisiko untuk terkena penyakit ini. Salah satu contoh penyakit adalah asbestosis. Keluhannya bisa berupa batuk, sesak napas, nyeri dada, hingga perubahan pola napas.
Berbeda dengan asma, penderita akan tetap mengalami keluhan meskipun tidak lagi terpapar pemicu. Hal ini disebabkan partikel udara pada lokasi-lokasi ini bisa mengendap secara permanen di dalam paru-paru.
Selain penyakit di atas, masih banyak penyakit lain yang dapat disebabkan oleh pekerjaan, misalnya gangguan pendengaran, tetanus, vitiligo, hingga kanker. Umumnya, penyakit-penyakit ini berawal dari kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri selama bekerja.
Setiap pekerjaan memiliki risiko kesehatan masing-masing. Agar Anda tidak mengalami penyakit akibat kerja, selalu gunakan alat pelindung diri yang sesuai dan beristirahatlah jika merasa lelah. Lakukan juga medical check-up untuk karyawan secara rutin sesuai risiko pekerjaan Anda dan aturan perusahaan tempat Anda bekerja.