RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Klub Karya Ilmiah Remaja (KIR) Biologi SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau berhasil mendesain sebuah alat penyaring polusi udara. Alat itu mereka namakan environmentally pollution filter.
Alat ini dibuat dengan memanfaatkan tanaman hias sansevieria (bunga lidah mertua) dan batu zeolit (batu alam). Hasil penelitian para siswa dengan beberapa kali melakukan uji coba, kadar kebersihan udara dapat lebih bersih sampai empat kali lipat dibanding udara normal dengan menggunakan alat tersebut.
Percobaan ilmiah siswa ini pun mendapat apresiasi juri karya tulis ilmiah, ketika diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah pelajar di Universitas Riau, yang berakhir Sabtu (1/2/2020).
Penelitian dengan judul "Penggunaan Enviromentaly Polution Filter dengan Sansevieria dan Batu Zeolit sebagai Alternatif Penyaring Polusi Udara" itu sukses menyisihkan hasil karya ilmiah siswa MAN 1 Pekanbaru di peringkat II dan karya siswa SMAN Plus Pekanbaru di peringkat III.
Kreatifitas siswa SMKN Pertanian ini bahkan menarik perhatian tim Kementrian Badan Lingkungan Hidup (KBLH) Provinsi Riau yang langsung datang ke SMKN Pertanian, Jumat (30/1/2020) atau sehari sebelum pengumuman pemenang LKTR yang ditaja Himaprodi Pendidikan Biologi Universitas Riau tersebut.
“Tim dari KBLH menyambut baik kegiatan dan hasil percobaan anak-anak. Selain bagus untuk pembelajaran para siswa, alat yang diciptakanpun akan memberikan manfaat praktis bagi orang banyak," ungkap guru pembina KIR Biologi SMKN Pertanian Pekanbaru, Artii Rizqa, M.Pd, Sabtu (1/2).
Lebih lanjut ia menuturkan, alat penyaring udara ini bukanlah satu-satunya yang sudah diciptakan dan diujicobakan para siswanya.
"Sebenarnya alat itu salah satu saja percobaan yang dilakukan siswa dalam dua bulan ini. Sebelumnya kami sudah beberapa kali melakukan penelitian dan percobaan objek lain untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat," ungkapnya.
Mimi, salah satu dari trio siswa yang mempresentasikan temuan mereka di LKTR Biologi, mengaku terlecut untuk melakukan penelitian lanjutan. Meskipun bangga atas kemenangan itu, Mimi dan tim KIR biologi SMKN Pertanian merasa masih banyak yang masih harus dipelajari, diteliti dan diujicobakan.
"Alhamdulillah senang, tapi kami tertantang untuk belajar lagi tentang ilmu pengetahuan seperti ini. Apalagi bapak-bapak dosen yang menjadi juri sempat menyebutkan, kalau kami menyempurnakan dan meningkatkan lagi temuan kami, bukan tidak mungkin akan mendapatkan hak paten," ujarnya girang.
Terpisah, Kepala SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau, Dra. Sudarti, MM mengaku sangat antusias atas hasil yang diperoleh anak didikya. Menurutnya pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan dan kebutuhan ril, merupakan salah satu basis pendidikan yang saat ini tengah giat dilaskanakan.
"Salah satu tujuan pendidikan di SMK adalah menyiapkan peserta didik untuk menjadi individu yang produktif, mandiri, dan dapat memenuhi kebutuhan dunia indsutri. Karya anak didik seperti ini merupakan buah dari sistem pembelajaran yang sudah kita terapkan" ujarnya, Sabtu (1/2).