RIAUMANDIRI.ID, CIMAHI – Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution turut menghadiri acara Gerakan Bersama Elminasi Tuberkolosis (TBC) 2030, di Cimahi - Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).
Presiden Jokowi langsung hadir mencanangkan gerakan tersebut, bertempat di Techno Park, Kota Cimahi.
Pada kesempatan tersebut Jokowi menegaskan pentingnya keterlibatan semua stakeholder dalam menyukseskan program gerakan bersama elminasi TBC agar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bisa meningkat.
"Percuma ekonomi meningkat kalau rakyatnya tidak sehat. Ini perlu saya tegaskan kepada seluruh daerah," tegas Jokowi
Dijelaskan Jokowi bahwa masalah gerakan eliminasi TBC bukan hanya kerja dinas kesehatan, tapi semua pihak, termasuk Kementerian PU atau Dinas PU. Karena kalau drainase kotor, rumah jorok, misalnya, pihak PU harus bertanggungjawab.
Dalam acara tersebut, Jokowi didampingi sejumlah menteri, di antaranya Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Hadir pula Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, beberapa bupati/wali kota di Provinsi Jawa Barat serta komunitas dan pegiat pemberantasan penyakit tuberkulosis.
Wagubri hadir bersama Kadis Kesehatan Mimi Yuliani Nazir dan Sekretaris Bappeda Provinsi Riau Purnama.
Menurut Jokowi, penyakit TBC adalah permasalahan yang harus dibenahi karena pengaruh negatifnya bukan hanya pada sektor kesehatan masyarakat tetapi juga berkaitan dengan produktivitas masyarakat.
"Saya hadir di sini karena sehat, kita harapkan seluruh masyarakat Indonesia sehat. SDM unggul adalah prioritas yang harus sehat semua. Saya ingin mendukung keras kegiatan eliminasi TBC pada tahun 2030. Percuma kalau masyarakat ga sehat, (nantinya) merembet ke mana-mana ke (sektor) pendidikan, ke pekerjaan, ke mana-mana," ucap dia.
Indonesia kini menempati urutan ketiga untuk kasus TBC terbanyak di dunia setelah India dan China.
Bahkan, penyakit ini termasuk salah satu dari lima besar penyebab kematian prematur dan kematian penduduk di Indonesia sepanjang tahun 2007-2017.
Ia mengingatkan bahwa merealisasikan target eliminasi TBC tahun 2030 tidak akan mudah. Perlu kerja keras lintas sektor secara komprehensif, tidak hanya bisa mengandalkan Kementerian Kesehatan. Pemerintah daerah pun memiliki peran sama sama penting.
Tanpa pelibatan sektor lain, kematian akibat TBC pada 2015-2030 diperkirakan dapat merugikan 0.7 persen PDB Indonesia di tahun 2030, atau 123.6 miliar USD. Catatan itu berdasarkan data Global Economic Impacy of TB, Result & KPMG tahun 2017.***