RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Tim 9 Pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) memprotes susunan pengurus DPP Partai Golkar di bawah pimpinan Airlangga Hartarto karena tidak mencerminkan rekonsiliasi yang disepakati sebelum Munas partai berlambang pohon beringin itu.
"Komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar periode 2019-2024 yang telah diumumkan ke publik, tidak mencerminkan sama sekali komitmen kebersamaan dan suasana rekonsiliasi," tegas Koordinator Tim 9, Cyrillus Kerong, di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Padahal, kata Kerong, mundurnya Bamsoet sebagai calon ketua umum pada Munas X Partai Golkar, awal Desember 2019 lalu.
"Sikap politik Bamsoet saat itu tidak melanjutkan persaingan dengan Airlangga Hartarto karena Bamsoet lebih memilih untuk menjaga keutuhan, kebesaran, dan kejayaan partai dengan komitmen kebersamaan dan rekonsiliasi di antara dirinya dengan Airlangga Hartarto," kata Kerong.
Diungkapkan Kerong, saat-saat terakhir menjelang pembukaan Munas, diadakan pertemuan Airlangga dengan Bamsoet yang dimediasi Aburizal Bakrie dan Luhut Binsar Panjaitan.
Dalam pertemuan itu, ada komitmen rekonsiliasi, salah satu yang disepakati mengakomodir semua pendukung Bamsoet dalam kepengurusan DPP Partai Golkar.
Namun dari komposisi pengurus DPP Partai Golkar yang diumumkan sebanyak 107 orang, hanya ada empat pendukung Bamsoet yang masuk dalam kepengurusan.
Keeempat orang itu adalah Nusron Wahid, Robert J Kardinal, Muhammad Misbakhun dan Elvis Junaidi. Sedangkan Bamsoet sebagai wakil ketua umum di nomor urut buncit.
Tim 9 Pendukung Bamsoet juga mengkritisi sejumlah nama yang masuk dalam kepengurusan. Dia melihat ada AMPI dalam kepengurus DPP Partai Golkar 2019-2024.
"Kami melihat ada AMPI dalam kepengurusan ini, yaitu anak, menantu, ponakan dan ipar dari Airlangga," kata Kerong sembari menyebutkan sejumlah nama.
Selain itu, Tim 9 Pendukung Bamsoet juga melihat ada nama lain yang tidak layak sesuai AD/ART masuk pengurus.
"Ada orang yang sudah keluar dari Golkar dan menjadi calon legislatif partai lain kembali dimasukkan ke dalam kepengurusan. Ada juga yang menjadi kader sudah masuk pengurus," ungkap Kerong yang turut didampingi rekannya sesama Tim 9, seperti Viktus Murin, Mahadi Nasution, dan Fransiskus Roi Lewar.
Mereka mengingatkan Airlangga dan rezimnya untuk sesegera mungkin memulihkan situasi keterbelahan di dalam tubuh Partai Golkar sebagai dampak dari komposisi kepengurusan DPP periode 2019-2024.
"Pemulihan situasi internal partai ini merupakan hal yang bijaksana dalam rangka merawat keutuhan organisasi Partai Golkar, sehingga dapat bekerja secara optimal demi mencapai kemenangan Partai Golkar pada Pemilu 2024," harapnya.
Reporter: Syafril Amir