RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Pada saat sesi tanggapan dalam diskusi publik mengenai sawit ilegal Riau yang diadakan Walhi, Jumat (10/1/2020) kemarin, mahasiswa S3 Finlandia, Riza Ramdani, bertanya mengenai sikap masyarakat tempatan/adat terhadap masyarakat trans pendatang yang memiliki lahan luas di Riau, apakah masyarakat tempatan merasa cemburu atau tidak.
Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar, mengatakan sampai saat ini masyarakat Riau sama sekali tidak cemburu terhadap kesuksesan masyarakat pendatang, terutama di bidang perkebunan. Namun, hal ini menurutnya memang perlu diwaspadai. Sebab, kebanyakan konflik di daerah-daerah adat dipicu oleh polemik psikologi sosial ini.
"Saya pernah mendapat isu, yang harus didalami lagi kebenarannya, mengenai ini. Di Kalimantan dan Sumatra Selatan, mereka kebakaran hutan tidak hanya didasari hasrat ingin berkebun, tapi juga rasa cemburu terhadap kemakmuran transmigran. Apakah di Riau juga demikian? Alhamdulillah tidak. Alhamdulillah masyarakat adat Riau mampu bertahan dari penguasaan kecemburuaan di dalam pikiran dan hatinya. Jadi mereka bukanlah aktor dalam pembakaran. Baik dibayar maupun tidak. Baik yang dimobilisasi cukong maupun tidak," tanggapnya.
Al Azhar juga menambahkan, "Tapi fenomena demikian saya kira bisa juga terjadi di sini apabila kita gagal menghadapi kemarau panjang yang akan terjadi tahun ini. Saya khawatir sekali dengan amuk ekologis. Negeri ini bisa jadi 'padang jalak padang tekukur'. Masyarakat bisa jadi berpikir, daripada kita menderita juga, tidak dapat apa-apa juga, mending kita habiskan saja sekalian semuanya," jelasnya.
Ia juga berharap agar pemerintah mewaspadai psikologi sosial budaya Melayu dan tidak bermain-main dengan hal tersebut.
"Harap diingat, psikologi sosial budaya Melayu itu ada dalam tingkatan merajuk, mengaruk, dan mengamuk. Nah mengamuk itu yang akan jadi padang jalak padang tekukur. Sekarang, alhamdulillah belum. Tapi, kalau makin lama (sawit ilegal) makin luas, makin masif, ya sudah. Biarlah semua tak dapat apa-apa," tutupnya.
Reporter: M. Ihsan Yurin