RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Setelah putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dan menantu Jokowi Bobby Nasution, kini paman Bobby bernama Doli Sinomba Siregar mencoba peruntungan menuju Pilkada.
Doli hendak menjadi calon bupati Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Namun statusnya sebagai kerabat Jokowi dinilai tak bisa menjamin kemenangan di Pilkada 2020 nanti.
"Kemenangan tidak ditentukan oleh dinasti politik, meskipun dia adalah kerabat Jokowi. Ini karena dinasti politik bukan faktor utama yang menentukan kemenangan calon," kata Peneliti departemen politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, kepada wartawan, Sabtu (10/1/2020).
Dinasti politik atau politik dinasti, begitulah istilah populer yang terbersit bila ada orang-orang satu kerabat mengisi pucuk-pucuk kepemimpinan politik. Dinasti politik adalah istilah abu-abu, begitu kata Arya Fernandes. Memang tidak semua sepakat dengan penyematan istilah dinasti politik, bahkan bila memang benar ada dinasti politik, Arya memandang itu tidak menjamin kesuksesan si calon kepala daerah.
"Bahkan Bobby Nasution (menantu Jokowi) juga tidak akan mudah untuk menang Pilkada," kata Arya.
Merujuk pada calon medan laga Doli Sinomba nanti, yakni Kabupaten Tapanuli Selatan, itu bukan daerah kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang 62,67% di daerah itu pada Pilpres kemarin. Itu bakal menambah tantangan kerabat Jokowi di Pilbup Tapsel 2020 nanti.
"Dan belum tentu juga pemilih Jokowi akan memilih dia," kata Arya.
Doli Sinomba Siregar memang paman Bobby. Namun, Doli bukan sekadar kerabat Jokowi. Dia adalah kader Partai Golkar, anggota DPRD Sumut periode 2014-2019. Tak ada yang aneh bila Doli maju Pilkada, karena dia memang orang politik. Yang kini perlu dibuktikan Doli adalah dia maju tanpa memakai pengaruh kekerabatannya dengan Jokowi.
"Yang perlu dibuktikan adalah dia tidak memakai pengaruh jaringan politik ilegal, dia tidak memanfaatkan pengaruh posisi politik ilegal, pendanaan politik ilegal, dan hal-hal yang merusak proses demokratisasi," kata Arya.
Dinasti politik dipandangnya mulai menggejala secara luas usai reformasi. Keran politik di daerah terbuka, orang-orang kuat di daerah bermunculan, dan mereka mempertahankan jejaringnya lewat dinasti politik. Namun selain dinasti politik, faktor lain yang menentukan kemenangan suatu calon adalah kekuatan pesaing, keberadaan petahana, persepsi publik, popularitas, dan rasionalitas pemilih.
Sejak Kamis (9/1) kemarin, Doli mengkonfirmasi bahwa dirinya telah resmi mendaftarkan diri menjadi bakal calon bupati Tapsel ke Golkar. Doli menegaskan dirinya memang berkecimpung di dunia politik, bukan memanfaatkan momen bersamaan dengan putra Jokowi dan menantu Jokowi.
"Ini memang dunia saya, memang bidang saya. Memang saya orang politik, bukan memanfaatkan kesempatan saja. Karena Tapsel kampung kita," ujar Doli kepada wartawan, Jumat (10/1) kemarin.