JAKARTA (HR)- Otoritas Ekonomi Indonesia diminta mencermati dan mewaspadai normalisasi suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed fund rate) agar dampaknya bersifat minimal terhadap ekonomi nasional.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih mengatakan apabila tidak hati-hati, permasalahan dan tantangan ekonomi bisa menghadang pencapaian target-target pembangunan yang dipaparkan dalam RPJMN 2015-2019.
"Kalau tidak hati-hati bisa membuat berbagai target-target terutama dalam RPJMN yang cukup besar itu dikhawatirkan meleset," tuturnya di Istana Wapres, Jumat (27/3).
Menurutnya, pemerintah bersama otoritas ekonomi lainnya harus menjaga stabilitas sistem keuangan. Pasalnya, tanpa stabilitas sistem keuangan sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada akhir 2019.
Selain itu, stabilitas sosial politik yang tidak terjaga dengan baik juga dinilai Sri berisiko menghambat pembangunan ekonomi.
Untuk menggenjot ekonomi nasional yang hanya tumbuh 5,02 persen pada 2014, Sri merekomendasikan peningkatan daya saing industri nasional, pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Dengan demikian, ketergantungan Indonesia kepada berbagai produk strategis dari luar negeri, terkait kebutuhan sehari-hari dapat terkikis.
"Yang saya harapkan otoritas ekonomi itu menaruh perhatian yang serius, mengamati, mencermati, dan mengantisipasi, supaya jangan sampai normalisasi bunga di Amerika yang tentu saja itu hanya masalah waktu untuk dilakukan itu berdampak pada stabilitas ekonomi dan sistem keuangan kita menjadi minimal," pungkasnya.
Merujuk pada pernyataan The Fed, penaikkan suku bunga acuan kemungkinan pada kuartal III/2015.(bis/ara)