RIAUMANDIRI.CO, SEOUL – Keinginan hati memang tak selalu sesuai harapan. Banyak yang berakhir kecewa, misalnya karena cinta ditolak pujaan hati.
Akibat perempuan yang disukainya tidak membalas perasaannya, seorang pria di Korea membalasnya dengan hal gila, memberikan secangkir kopi yang telah dicampur dengan air ludah dan spermanya.
Dikutip dari laman Koreaboo (04/01/20), pria yang merupakan mahasiswa sekolah pascasarjana ini berniat melakukan balas dendam kepada pujaan hati yang sekaligus teman sekelasnya.
Perkenalan keduanya terjadi saat mereka belajar di laboratorium riset yang sama.
Tumbuh rasa cinta, akhirnya si pria memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada April 2018. Namun sayang, sang pujaan hati ternyata tidak mau membalas cintanya.
Penolakan ini sangat menyakiti hati si pria. Hingga, ia memutuskan untuk membalas dendam dengan memberikan kopi menjijikan tersebut.
Tak tanggung-tanggung, ia telah memberikan kopi air liur dan sperma kepada si wanita sebanyak lebih dari 50 kali dalam kurun waktu 10 bulan.
Hingga pada Januari 2019, teman sekelas pria ini mengetahui perihal kopi balas dendam ini. Namun, hal ini tidak membuatnya berhenti melakukan balas dendam. Bahkan selain kopi, ia juga menumpahkan sperma ke lipstik dan sikat gigi wanita malang itu.
Selain itu, ia juga nekat masuk ke kamar si wanita saat mereka sedang menghadiri suatu konferensi dan menginap di hotel yang sama. Di sana ia mencuri pakaian dalam, mengundung foto pribadi si wanita.
Singkatnya, pria itu akhirnya diseret ke pengadilan setelah perilaku jahatnya dilaporkan oleh teman sekelasnya. Pada persidangan kedua, 11 Desember 2019 lalu, pengadilan menjatuhi tuntutan 3 tahun penjara.
Namun, tuntutan tersebut bukan atas melakukan pelecahan seksual melainkan atas perbuatan pencurian dan penyerangan. Hal ini membuat warganet kaget.
Menurut pengadilan Korea Selatan, kekerasan seksual adalah aksi seksual yang dilakukan kepada seseorang. Sedangkan, mencampurkan sperma ke kopi tidak dapat dihitung sebagai perilaku kekerasan seksual.
Warganet Korea pun menyayangkan dengan keputusan yang diberikan pengadilan. Mayoritas berharap akan ada hukum baru yang sesuai sehingga pelaku mendapat hukuman yang setimpal pula.
"Aku sangat prihatin dengan korbannya," tulis seorang warganet.