RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Universitas Islam Riau kembali melepas 12 pegawai menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Pelepasan yang berlangsung di Masjid Al Munawwarah, Jumat (3/1 2020) pagi ini, dirangkai dengan tausiah bersama Dr H Mustafa Umar, MA.
Turut hadir Ketua Umum Dr H Nurman, Wakil Rektor I Dr H Syafhendry MSi, Wakil Rektor II Dr Ir H Asrol, Wakil Rektor III Ir H Rosyadi, Dekanat Fakultas se UIR serta Civitas Akademika.
Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi, SH, MCL mengharapkan, ke-12 pegawai dapat beribadah dengan tenang di dua kota suci, yakni Madinah al Munawwaroh dan Mekkah al Mukarramah. Tanah Suci, kata Rektor, adalah tempat yang mustajab untuk beribadah. Nilai ibadah di Mekkah dan Madinah dilipatgandakan Allah. Doa-doa pun langsung diijabah.
''Silakan bapak-bapak memanfaatkan momentum berharga dalam beribadah ini sebaik mungkin. Jangan sampai fikiran terganggu oleh hal-hal lain di luar ibadah sebab kesempatan ke Tanah Suci jarang sekali terjadi. Ini benar-benar panggilan. Karena itu, jangan lupa doakan UIR agar terus berkembang dan maju. Doakan pula para pendirinya supaya diampuni dan diterima segala amal ibadahnya,'' kata Rektor.
"Mudah-mudahan peserta umrah diberi kesehatan dan kelapangan dalam melaksanakan ibadah, dan pulang dalam keadaan umrah yang mabrur,'' ujar Rektor.
Ketua rombongan umroh UIR Fahridar Hasibuan menyampaikan terima kasih kepada Rektor UIR Prof Syafrinaldi, Rektorat dan YLPI yang telah menseleksi dan memberangkatkan pegawai ke Tanah Suci. Ia berharap, program ini dapat diteruskan setiap tahun di masa mendatang.
''Atas nama rombongan kami sampaikan terima kasih kepada Pak Rektor, semoga niat baik lembaga menjadi ladang amal bagi Pimpinan UIR,'' ujar Fahridar Hs.
Dr H Mustafa Umar mengapresiasi kebijakan strategis rektor yang setiap tahun mengumrahkan pegawai umrah. Dan, tahun ini merupakan tahun kedua. Tahun 2019, UIR memberangkatkan 20 dosen dan pegawai.
Mustafa menjelaskan, melakukan perjalanan ke Tanah Suci harus tahu apa yang hendak dikerjakan. Jangan seperti kayu di tengah lautan, terombang ambing tak tahu arahnya mau kemana. Jadilah seperti kapal, yang tahu dari mana ia berangkat dan dimana akan berlabuh. Begitupun ke Tanah Suci. Kata Mustafa, jemaah harus tahu apa yang akan dikerjakannya.
''Perjalanan umrah merupakan perjalanan ruh, bukan perjalanan badan. Karena itu berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah takwa,'' kata Mustafa Umar.