RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang mulai mencuat Oktober 2018 membuat berbagai pihak memberikan tanggapannya, termasuk mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri BUMN dari tahun 2011 hingga 2014 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia bahkan sempat melontarkan pujian kepada direksi Jiwasraya lantaran bisa mengatasi imbas krisis 1998.
Melalui tulisan dalam lama daring disway.id berjudul "Neo Baru" yang diterbitkan pada Sabtu (28/12/2019), Dahlan Iskan mengaku mendapat banyak kiriman tautan berita perkembangan kasus Jiwasraya.
Dahlan kemudian bertanya kepada seorang temannya yang lebih tahu banyak tentang Jiwasraya. Menurut penjelasannya, infografis di media sosial itu salah total.
Mantan Dirut PLN ini awalnya ragu, "Apakah benar saya pernah menyetujui injeksi modal ke Jiwasraya pada 2012."
Namun teman Dahlan Iskan yang tidak disebutkan namanya menjawab bahwa dulu memang sempat ada usulan dari staf terkait suntikan modal untuk Jiwasraya, tapi ditolak.
"Saya sendiri yakin tidak mungkin melakukan itu (suntikan modal ke Jiwasraya). Saya anti PMN --kecuali untuk industri strategis di bawah Kemenhan," tulis Dahlan.
Namun jawaban dari temannya itu, masih membuat Dahlan ragu dan merasa bersalah.
"Tapi saya juga ragu jangan-jangan saya benar menyetujuinya. Saya sudah banyak lupa," ungkapnya.
Ia menambahkan, "Muncul juga perasaan bersalah. Jangan-jangan saya dulu juga tertipu oleh direksi Jiwasraya. Kan personalnya masih yang sama. Saya mencoba menghubungi Dirut lama itu. Yang pernah saya puji habis-habisan di pada 2012 itu. Yang saat itu mampu mencari jalan keluar yang brilian".
Dahlan mendapatkan jawaban setelah menghubungi Dirut lama Jiwasraya. Menurutnya, Jiwasyara membeli saham-saham perusahaan yang lampu kuning baru belakangan ini terjadi.
"Setahu saya baru belakangan. Sejak tiga orang itu main-main di pasar modal," jawab Dirut lama Jiwasraya yang dihubungi Dahlan Iskan.
Disebutkan ada tiga orang di luar direksi yang bermain dengan saham gorengan di pasar modal.
"Ia menyebut nama tiga orang itu. Semuanya di luar direksi Jiwasraya. Semuanya jagoan goreng-goreng saham di pasar modal," tutur Dahlan.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut persoalan keuangan yang dialami Jiwasraya sudah terjadi lebih dari 10 tahun dan bukanlah masalah yang ringan. Pernyataan ini secara tidak langsung menyinggung masa pemerintahan SBY.
"Problem ini dalam 3 tahun ini sebetulnya kita sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini tapi ini bukan masalah yang ringan," kata Presiden Jokowi dalam diskusi dengan wartawan di kota Balikpapan, Rabu (18/12/2019).
Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengakui tidak akan sanggup membayar polis nasabah yang mencapai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo mulai Oktober-Desember 2019 (gagal bayar). Kesulitan keuangan ini disebabkan kesalahan investasi yang dilakukan oleh manajemen lama Jiwasraya.