RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan belasungkawa atas gugurnya prajurit angkatan bersenjata Filipina saat menggempur kelompok bersenjata Abu Sayyaf untuk membebaskan dua warga Indonesia.
Hal itu disampaikan Prabowo saat melakukan kunjungan kehormatan ke Manila, Filipina pada Jumat (27/12) kemarin. Dalam kunjungan itu, Prabowo bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin N Lorenzana di Villamor Air Base Manila.
Anggota korps Marinir Filipina, Sersan Romnick Estacio tewas dalam baku tembak saat menyelamatkan dua tawanan asal Indonesia yakni Maharudin Lunani (48) dan Samiun Maneu (27) di Panamao, Sulu.
"Menhan Prabowo menyampaikan belasungkawa atas gugurnya prajurit angkatan bersenjata Filipina dalam upaya melawan para penculik, dan berterimakasih atas upaya selama ini," kata Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam rilisnya, Sabtu (28/12/2019).
Dalam kesempatan itu, Prabowo, kata Dahnil memastikan bahwa pemerintah Indonesia akan membantu Filipina untuk menjaga keamanan khususnya di wilayah perairan laut yang memang rawan pembajakan dan terorisme.
"Selain itu, kerja sama pertahanan Indonesia-Filipina akan terus dijalin lebih kuat termasuk dalam industri pertahanan," kata Dahnil.
Pasukan Filipina telah menyelamatkan dua pelaut Indonesia berinisial yang diculik kelompok Abu Sayyaf pada Minggu pagi (22/12).
Dua orang ini termasuk di antara tiga pelaut Indonesia yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada September lalu di perairan Malaysia di dekat ujung selatan Mindanao, Filipina.
Kini anak Lunani, Farhan, masih ditawan kelompok Abu Sayyaf bersama dengan tiga warga Filipina dan seorang warga Vietnam.
Seorang pejabat militer mengungkapkan bahwa, serangan pada markas militan Islam ini menewaskan dua orang yaitu tentara dan militan kelompok tersebut. Serangan ini terjadi selama 30 menit di pegunungan Panamao di Pulau Selatan Jolo.
Kelompok Abu Sayyaf menangkap Maharudin, Farhan, dan Samiun ketika ketiganya tengah melaut dan memancing udang di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada 24 September lalu.
Sekitar pukul 23.58 waktu setempat, dua kapal kecil merapat dari bagian buritan dan tujuh orang bersenjata menaiki kapal tersebut.
Perairan itu memang dikenal rawan pembajakan dan penyanderaan oleh kelompok bersenjata dari selatan Filipina seperti Abu Sayyaf.
Ketiga WNI itu sempat meminta bantuan Presiden Jokowi untuk membayar tebusan yang diminta penyandera sebesar 30 juta Peso atau Rp8,3 miliar demi membebaskan mereka.
Permintaan tolong itu diucapkan ketiga WNI tersebut dalam sebuah video yang beredar di Facebook pada pertengahan November lalu.