BENGKALIS (HR)-Lapas Kelas II A Bengkalis bersama Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS, secara rutin terus memantau perkembangan kesehatan warga binaan, lebih khususnya terhadap penderita HIV/AIDS.
Ada 4 orang warga binaan Lapas Bengkalis dari kasus narkoba yang kini menderita HIV/AIDS, yang menjadi perhatian dan diperlakukan khusus terutama soal perkembanfan kesehatannya. Bentuk perlakuan khusus itu, dengan secara rutin memeriksa keseharanya untuk kemudian secara bersama Lapas, Dsikes dan KPA melakukan evaluasi terhadap perkembangan HIV/AIDS yang diderita warga binaan (napi) tersebut.
Sebagaimana yang dilakukan, Kamis (26/3), pihak Lapas Bengkalis bersama KPA dan Diskes melaksanakan rapat rutin triwulan terkait penanggulangan dampa buruk HIV/AIDS di ruangan KPLP Lapas Bengkalis.
Kepala KPLP Lapas Bengkalis Sugiyanto didampingi perawat Lapas Bengkalis Rosdiana usai rapat menjelaskan, pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita HUB/AIDS tersebut, tak hanya berupa obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka, namun lebih berupa terapi dan menjaga emosional mereka atau CST (care support treatmant).
"Untuk pelayanan kesehatan HIV/AIDS ini, tak hanya diberikan kepada penderita yang sudah berada di dalam Lapas, namun napi yang baru masuk dan yang akan bebas juga dilakukan pemeriksaan darah, untuk menghindari terjangkit," ujar Rosdiana.
Menyinggung kekhawatiran penularan HIV/AIDS di Lapas, Rosdiana menampik kekhawatiran penularan tersebut. Alasannya, penularan penyakit ini hanya terjadi lewat hubungan seks dan pemakaian jarum suntik yang sama. Sementara kedua faktor ini tak mungkin terjadi di dalam Lapas, karena tak ada kesempatan dan tempat bagi napi untuk melakukan hubungan intim.
Kendati demikian kata Sugiyanto, pengawasan, pembinaan dan sosialisasi bahaya HIV/AIDS tetap secara rutin dilakukan. (man)