RIAUMANDIRI.ID, SAMARINDA - Polisi menduga balita Muhammad Yusuf Ghazali (4) tewas karena tercebur ke parit yang berada dekat day care Jannatul Athfaal, Samarinda, Kalimantan Timur. Hasil pemeriksaan forensik sementara menunjukkan polisi menemukan kulit reptil di tubuh Yusuf sehingga tak menutup kemungkinan organ tubuh Yusuf tak utuh karena dimakan biawak, ular, atau sejenisnya.
"Kita tetap akan dalami apakah ada akibat dari motif lain, tapi kenyataannya memang badannya tidak utuh. Kita sudah koordinasi dan panggil ahli forensik untuk menjelaskan bahwa sementara yang didapat adalah di dalam tubuh anak ini ada kulit reptil. Apakah itu ular, apakah itu biawak, nanti kita ungkap sehingga kemungkinan dalam hanyut yaitu dimakan biawakkah atau memang tertentu tembok-tembok dan batu-batu saja itu terjadi," ujar Kapolresta Kota Samarinda Kombes Arif Budiman saat jumpa pers di Mapolresta Samarinda, Jl Slamet Riady, Selasa (10/12/2019).
Arif mengatakan sampai saat ini polisi masih terus mencari bagian tubuh balita Yusuf yang hilang. Adapun lokasi penemuan jasad Yusuf dengan day care tersebut berjarak sekitar 4,5 km.
"Di depan rumah penitipan itu lebih-kurang 20 meter itu ada parit. Kemungkinan anak ini berjalan melihat keluar, anak kecil 4 tahun mungkin tidak lihat parit akhirnya jatuh. Dari jarak antara rumah penitipan ke sini itu lebih-kurang 4,5 km," ucapnya.
Arif mengatakan polisi masih memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan kejelasan penyebab kematian Yusuf. Dia juga tak menutup kemungkinan adanya dugaan kelalaian.
"Apakah di sini ada unsur lainnya atau ada motif lain itu masih dalam penyelidikan. Sementara itu, dengan adanya kelalaian, kita sudah memeriksa beberapa saksi," kata Arif.
Balita Yusuf dilaporkan hilang pada Jumat (22/11) lalu di penitipan anak-PAUD Jannatul Athfaal, Samarinda. Menurut Kepala PAUD, Nurdiana, saat Yusuf hilang, kondisi di PAUD sedang hujan deras. Setelah 16 hari, jasad Yusuf ditemukan di parit Jalan Antasari, Samarinda Ulu, pada Ahad (8/12) sekitar pukul 05.30 Wita.**