RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyusun kesepakatan bersama 36 organisasi masyarakat (ormas) Islam. Dalam kesepakatan yang terdiri dari enam poin itu, para pemimpin ormas sepakat memiliki pemahaman yang sama bahwa bangsa Indonesia harus dijaga dan dipertahankan bersama.
"Para pimpinan ormas Islam mempunyai pemahaman yang sama bahwa berdirinya negara-bangsa ini merupakan kesepakatan nasional (al-mitsaq al-wathani) yang harus dijaga dan dipertahankan bersama," ujar Wasekjen MUI Salahuddin Al-Ayyubi saat membacakan kesepakatan di rumah dinas wapres, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Kemudian poin kedua, lanjut Salahuddin, terkait kondisi umat Islam yang sangat majemuk membuka peluang perbedaan yang dapat berubah menjadi perpecahan.
Oleh karena itu, para pemimpin ormas Islam bersepakat tetap menjalin hubungan persaudaraan antarsesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) dan antarsesama anak bangsa (ukhuwah wathaniyah) serta tetap mengupayakan terjadinya persatuan umat (tawhidul ummah).
Selanjutnya pada poin ketiga, kata Salahuddin, umat Islam punya kesempatan besar mengambil peran kebangsaan dan kenegaraan secara proporsional karena termasuk penduduk mayoritas di Indonesia.
"Upaya-upaya untuk memperjuangkan hal itu harus tetap melalui mekanisme yang telah menjadi kesepakatan bersama dalam berbangsa dan bernegara," katanya.
Poin keempat, ucap Salahuddin, terkait kondisi umat Islam yang sebagian besar masih lemah secara ekonomi sehingga membutuhkan kebijakan nasional yang berpihak. Dengan cara tersebut, para pimpinan ormas Islam meyakini kesempatan bagi para pelaku ekonomi umat untuk dapat bersaing.
Selanjutnya poin kelima adalah tentang tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Para pimpinan ormas Islam mengatakan agar semua pihak dapat menghindari narasi dan wacana yang dapat memecah belah persatuan.
"Wacana tentang radikalisme dan separatisme yang tidak terukur berdampak kontraproduktif untuk persatuan umat dan bangsa," ucap Salahuddin.
Sementara dalam poin terakhir, para pimpinan ormas Islam sepakat secara periodik bertemu untuk membicarakan permasalahan yang lebih khusus dengan difasilitasi Ma'ruf.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah tokoh yang hadir di antaranya Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Ketua ICMI Jimmly Ashidique, Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua Umum PP Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Ramadan Effendi atau Anton Medan, Ketua Umum PP Ikatan Dai Indonesia Ahmad Syatori Ismail, dan sejumlah tokoh lain.**