RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Seorang Muslimah yang tengah hamil mendapat serangan brutal dari pria tak dikenal di sebuah kafe yang berada di Sydney barat, Australia, pada Rabu (20) malam. Pria yang diketahui bernama Stipe Lozina itu meninju kepala Rana Elasmar sebanyak 14 kali.
Menurut laporan The Sydney Morning Herald, ketika Elasmar tersungkur ke lantai, serangan Lozina malah semakin menjadi-jadi. Lozina menginjak kepala Elasmar yang tengah mengandung 38 minggu itu.
Sebelum insiden itu terjadi, Elasmar sedang makan malam bersama teman-temannya di sebuah kafe di Parramatta. Dalam sebuah tayangan video yang terekam dari kamera keamanan kafe menunjukan Lozina tampak menghampiri meja Elasmar dan kawan-kawannya yang semuanya perempuan.
Seperti dilansir Daily Sabah pada Jum'at (22/11), Pria berusia 43 tahun itu kemudian membungkuk lalu memulai perbincangan singkat tentang Muslim dan kemudian melancarkan serangan selama dua menit terhadap Elasmar. Teman-teman Elasmar dan penjaga kafe kemudian mengamankan Lozina hingga polisi datang.
Setelah penyerangan itu, Lozina pun dibawa ke kantor Polisi dan didakwa melakukan penyerangan yang menyebabkan orang lain cedera dan sakit. Lozina hadir tanpa perwakilan hukum di hadapan Pengadilan Negeri Parramatta pada Kamis (21/11).
Permohonan bebas dengan jaminan yang diajukan Lozina tak dikabulkan. Hakim Tim Keady menolak permohonan jaminan dari Lozina.
Dia menyebut, Lozina memiliki "catatan kriminal yang luas" dan kasus penyerangan itu sebagai "kekerasan, tidak rasional, dan dipengaruhi oleh masalah kesehatan mental. Kasus penyerangan brutal oleh Lozina dianggap sebagai "kasus yang sangat kuat".
Bagaimana kabar Elasmar? Dia sempat dibawa ke Rumah Sakit Westmead untuk menjalani observasi medis, namun telah diperbolehkan pulang setelah luka minornya diobati.
Inspektur Luke Sywenkyj dari Kepolisian NSW memuji upaya para pengunjung kafe yang menghentikan serangan Lozina.
"Jika bukan karena tindakan berani dari anggota masyarakat ini dalam menghentikan serangan, korban mungkin mengalami luka yang jauh lebih serius," katanya kepada wartawan, Kamis.**