RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi berbagi pengalamannya ketika mendapat cerita ada seorang yang bekerja di instansi pemerintah siap menjadi pelaku bom bunuh diri. Dia menyebut pelaku aksi tersebut sebagai 'pengantin'.
"Saya masih ingat salah satu teman, pimpinan di sebuah instansi yang hukum juga, mengatakan kepada saya, mohon maaf di depan sidang kabinet terbatas, 'Pak, kalau di saya, harus saya akui, malah ada yang sudah siap menjadi 'pengantin' dan malah perempuan lagi,'" kata Fachrul saat memberi sambutan dalam acara Sarasehan Bintalad TA 2019 di Mabes AD Binas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019).
Dia mengaku bersyukur hal tersebut bisa diungkap sebelum aksi tersebut terjadi. Fachrul mengatakan, jika hal tersebut tidak terungkap, akan memunculkan kondisi yang berbahaya.
"Untung terungkap. Kalau nggak terungkap, bagaimana bahayanya. Dia berada di lingkaran dekat kita, tahu-tahu dia siap jadi 'pengantin'," ucapnya.
Fachrul kemudian memberi analogi jika orang yang siap menjadi 'pengantin' itu beraksi. Menurutnya, orang-orang bisa saja tidak sadar karena pelaku adalah orang yang dikenal.
"Mungkin kita lihat dia dadanya keliatan membusung, seksi, padahal di dalam dadanya itu mungkin ada sesuatu yang disembunyikan. Tiba-tiba meledak di dekat pimpinan," ucap Fachrul.
Fachrul kemudian menyinggung pernyataan mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, yang menyebut kurang-lebih 3 persen anggota TNI terpapar paham radikal (Rabu, 19/6). Dia mengatakan TNI harus memaknai itu sebagai peringatan agar terus berupaya menangkal paham radikal di lingkup internal lembaganya.
"Jadi nggak usah juga kita mengatakan kita bersih. Jadi saya sependapat peringatan Menhan atau mantan Menhan itu hendaknya jadi kewaspadaan kita bersama," tuturnya.
Namun Fachrul enggan menjelaskan instansi yang dimaksudnya. Dia hanya mengingatkan masalah ajaran terorisme tak bisa dianggap enteng.
"Ada sebuah instansi. Dia bilang di tempat dia malah ada yang siap jadi 'pengantin'. Untung ditangani cepat. Nggak usah kita sebut instansinya ya. Tapi menunjukkan sudah ada di mana-mana, nggak bisa kita anggap enteng," kata Fachrul saat ditemui seusai acara.
"Iya (istilah pengantin artinya pelaku bom bunuh diri). Namanya 'pengantin', tapi bukan 'pengantin' anu," tutupnya.